Berkah alam Indonesia dapat kita nikmati sepanjang waktu. Contohnya mengenai ragam kekayaan flora dan fauna di negara ini. Beragam produk pun sudah banyak dihasilkan dari bahan alami Indonesia. Misalnya saja anyaman bambu.
Bambu merupakan tanaman evergreen atau hijau sepanjang tahun yang terdapat di berbagai belahan dunia. Namun pada umumnya, tanaman ini ditemukan di benua Asia. China dengan keragaman produk bambunya pun identic dengan julukan negeri tirai bambu.
Dalam Bahasa Inggris bambu disebut dengan istilah bamboo yang notabene adalah penamaan bangsa portugis dan belanda atas tanaman ini. Namun kedua bangsa itu pun hanya meminjam istilah dari bahasa melayu yang merupakan lingua franca di Asia Tenggara.
Baca Juga : cara mengawetkan daun untuk hiasan
Yang menarik dari bambu adalah klasifikasinya dalam kelompok rumput-rumputan. Ya, terlepas dari wujud tanamannya yang sangat tinggi, namun bambu bukanlah pohon. Ia pun memiliki karakteristik khas yang umum ditemukan pada rumput yang lainnya. Misalnya saja keberadaan region internodal, batang yang berlubang, dan adanya buntalan pembuluh di sepanjang batangnya.
Baca Juga : jenis bambu yang paling baik digunakan sebagai bahan kerajinan mebel
Pada bambu, xylem yang umum ditemukan pada tanaman dikotiledon tak ditemukan. Ketiadaan pertuimbuhan sekunder ini membuat bambu cenderung tumbuh sangat tinggi dan kurang besar. Namun, dari segi kecepatan pertumbuhannya, bambu termasuk “one of the fastest growing plant in the world.”
Bahkan beberapa jenis bambu bisa tumbuh hingga 910 mm dalam periode 1 hari saja! Atau dengan kata lain, spesies tersebut tumbuh 40 mm per jam.
Klasifikasi Ilmiah Tanaman Bambu
Kingdom: Plantae
Klad: Tracheophytes
Klad: Angiosperms
Klad: Monocots
Klad: Commelinids
Ordo: Poales
Famili: Poaceae
Baca Juga : cara membuat pelepah pisang basah menjadi kering dan lebih awet
Bagi masyarakat, bambu merupakan material yang sudah digunakan sejak lama. Salah satunya dengan menganyamnya menjadi anyaman bambu.
Sebagaimana namanya, produk tersebut terbuat dari bahan bambu yang disatukan dengan teknik menganyam. Berbagai benda dapat dihasilkan dari bahan ini. Namun yang paling sering digunakan masyarakat adalah:
Gedhek atau Dinding Bambu
Gedhek atau dinding bambu biasanya terbuat dari bambu-bambu yang telah dibelah dan dibentuk dengan teknik menganyam. Jenis dinding ini banyak dipakai sebagai material hunian semi permanen hingga pembuatan restauran dan bungalow bertema etnik.
Berbagai Macam Wadah
Nampan atau dalam bahasa Jawa disebut “tampah” hampir selalu terbuat dari anyaman material bambu. Contoh wadah lainnya yang banyak menggunakan bahan ini adalah keranjang, tas, dan corong.
Pada masa lalu, gedhek masif digunakan di rumah-rumah. Penggunaanya pun cocok dengan iklim tropis di Indonesia yang cenderung panas. Namun, agar bisa menjadi dinding yang awet, pemanfaatan gedhek harus dilakukan dengan treatment terlebih dahulu.
Pemanfaatan Lain
Pemanfaatan lain anyaman bambu dapat kita temukan pada berbagai benda kerajinan baik untuk keperluan dekorasi maupun fungsional. Contohnya kipas bambu yang sangat banyak digunakan masyarakat. Selain itu, berbagai restoran dengan tema tradisional pun kerap memanfaatkan bahan ini sebagai alas piring dengan pelapis daun pisang.
Agar Anyaman Bambu Lebih Berkualitas
Sampai saat ini, prospek bisnis untuk produk ini dinilai masih baik. Apalagi dengan trend “back to nature” yang makin mendapat tempat di hati masyarakat. Namun tentu saja dalam proses pengolahannya, pembuatan anyaman harus memenuhi standar minimal. Pengerjaan untuk kebutuhan pribadi jelas tak dapat diaplikasikan. Contohnya, perlunya aplikasi pengawetan untuk anyaman yang akan digunakan sebagai dinding (gedhek).
Pengawetan untuk Dinding dari Anyaman Bambu
Aplikasi treatment pengawetan pada “gedhek” penting untuk meningkatkan masa pakai produk terkait. Metode yang diterapkan bisa dilakukan dengan meresapkan obat antiserangga dan antijamur BioCide. Dengan cara ini, dinding semi permanen tersebut bisa bertahan lebih lama tanpa gangguan organisme perusak seperti totor maupun pembusuk seperti jamur. Keuntungan lain dari aplikasi treatment ini adalah peluang penggunaan bambu-bambu yang tingkat keawetannya tak begitu baik. Sebab proses pengawetan bisa membuat material tersebut meningkat ketahanannya terhadap hama.
Segera Awetkan Anyaman Bambu dengan BioCide agar Tahan Jamur!
Serangan hama jamur dan hama lainnya memang tidak main-main. Karenanya, kami merekomendasikan produk fungisida untuk Anda gunakan.
BioCide Surface Film Preservative
BioCide SFP adalah fungisida sekaligus antilumut yang sangat cocok dipakai untuk berbagai produk anyaman bambu. BioCide Surface Film Preservative sendiri adalah fungisida khusus untuk jamur yang umum tumbuh akibat kelembaban.
Pernahkah Anda melihat jamur warna putih muncul pada mebel lama yang jarang dipakai? Bila iya, itulah contoh dari jamur permukaan. Anyaman bambu pun tak lepas dari hama seperti ini. Beberapa produknya seperti dinding, kerap diletakkan dalam kondisi pengap dan lembab yang memicu timbulnya jamur.
BioCide SFP dapat mengatasi masalah itu dengan sangat mudah. Bahkan produk ini juga memberikan perlindungan ekstra anti lumut dan anti beberapa jenis bakteri.
BioCide Wood Fungicide
Produk ini adalah produk antijamur untuk mencegah jamur stain atau jamur noda. Jamur stain atau jamur noda adalah jamur mikroskopis. Beberapa taksonomis atau ahli ilmu taksonomi Biologi memasukkan jamur stain dalam kelompok bakteri. Namun demikian, di masyarakat, jamur seperti ini tetaplah dianggap jamur.
Sebetulnya, jamur noda tidak begitu cepat melapukkan kayu. bahkan kayu masih akan tampak kokoh dan baik-baik saja setelah terserang jamur ini. Hanya saja, serangan stain fungus tak dapat dipungkiri membuat warna kayu tampak jelek dan tidak seragam.
Bayangkan saja bila kayu jati terkena hama ini. Indahnya kayu jati akan rusak dengan noda kebiruan hingga kehitaman. Maka itulah, sap stain perlu dicegah sejak dini. BioCide Wood Fungicide sendiri sangat kami rekomendasikan untuk para produsen kayu. Pasca penebangan, area yang dipotong bisa langsung diolesi antijamur ini. Lalu setelah kayu digergaji, BioCide Wood Fungicide bisa digunakan lagi dengan metode treatment lebih baik.
Cara Menggunakan BioCide Antijamur
Berikut ini tabel ringkasan fungsi dan metode BioCide antifungal.
Produk | Fungsi | Cara Pakai |
BioCide Wood Fungicide | Mencegah jamur blue stain dan jamur noda lainnya | Dioleskan pada permukaan kayu, atau dijadikan larutan perendaman untuk treatment rendam manual ataupun vakum tekan.
Untuk blue stain dan jamur noda lain yang terlanjur menyerang, sebaiknya digunakan WA-250 yang notabene adalah pemutih kayu. |
BioCide Surface Film Preservative | Mencegah dan membasmi jamur pelapuk serta lumut | Terdapat dua fungsi BioCide Surface Film Preservative untuk perlindungan anyaman bambu. Anda bisa menggunakannya untuk mencegah jamur dan lumut dengan cara dicampurkan ke bahan finishing. Selain itu, Anda juga bisa menggunakannya untuk membasmi jamur ataupun lumut yang telah tumbuh. |
Pesan Sekarang juga
Yuk, dapatkan dan pesan sekarang juga BioCide SFP dan juga BioCide Wood Fungicide. Pembelian kedua produk ini saat ini sangat mudah dilakukan. Anda bisa membeli secara langsung atau via online. Apabila Anda hendak membeli secara online, Anda bisa menghubungi CS kami di kontak yang disediakan. Atau, silahkan beli di toko online langganan Anda.
Adapun, pembelian secara langsung bisa dilakukan di Bio Service Point. Sekarang, Yogya, Jepara, dan Cirebon adalah 3 lokasi di mana Anda bisa menemukan Bio Service Point. Namun Anda juga bisa membeli di agen kami di beberapa kota lainnya. Silahkan hubungi CS kami lebih lanjut.
Ingin bekerja sama lebih lanjut? Tentu dengan tangan terbuka kami menyambut tawaran itu. Selama ini, kami telah mendukung berbagai industri dengan BioCide. Produk kami telah digunakan untuk pengendalian hama di hotel, restaurant, industri mebel, hingga industri kerajinan. Kami pun bisa mengirim tim profesional ke perusahaan Anda apabila dibutuhkan.
Kurang lebih, itulah informasi yang bisa kami bagikan di kesempatan kali ini. Beberapa poin utama bisa kita simpulkan sebagai berikut.
- Salah satu ragam kekayaan Indonesia bisa dilihat dari keragaman bambunya.
- Aneka produk bambu pun digunakan di masyarakat. Salah satunya adalah anyaman. Anyaman bambu umum dipakai untuk membuat dinding, wadah, hingga kebutuhan pembuatan fashion item.
- Namun pengelolaan produk anyaman bambu bukan tanpa masalah. Selain sering diserang bubuk (teter), produk ini juga rentan terkena serangan jamur.
- Bagaimana cara untuk mengatasinya? Pengawetan adalah solusi terbaik agar produk anyaman bambu tidak mudah rusak.
- Untuk bahan pengawet antijamurnya, Anda bisa menggunakan 2 fungisida kami, BioCide Surface Film Preservative dan BioCide Wood Fungicide.
Kami harap, informasi ini bermanfaat untuk Anda. Terus ikuti informasi lainnya dari kami. Secara berkala kami akan mengunggah berbagai artikel menarik lainnya.