Pada bangunan-bangunan dengan nuansa tradisional kuat, kita kerap mengandalkan lantai berbahan kayu, termasuk untuk bagian outdoor-nya.
Lantai kayu outdoor disebut juga dengan decking. Berbeda dengan parquet, decking biasanya memiliki pola lebih simpel namun membutuhkan tingkat ketahanan yang tinggi.
Dalam hal ini biasanya decking dibuat dari kayu yang lebih tahan cuaca, lebih tebal, dan telah melalui proses pengawetan. Tanpa hal-hal tersebut, lantai kayu tidak akan bertahan lama.
Yang Bisa Dilakukan Saat Lantai Kayu Outdoor Berubah Warna
Meski lantai kayu bisa membuat bangunan terlihat indah, penggunaannya kadang menimbulkan tantangan tersendiri. Selain kayu yang lapuk, tak jarang terjadi perubahan warna pada lantai kayu.
Warna lantai yang dulunya coklat, seiring berjalannya waktu menjadi kehijauan. Ada pula dek yang dulunya dicat abu-abu, namun makin lama menjadi kehitaman, atau proses perubahan warna lainnya
Untuk mengatasi masalah seperti ini, pertama-tama kita harus memahami dulu kenapa perubahan warna tersebut bisa terjadi. Secara umum terdapat 3 alasan yang melatarbelakanginya.
Penyebab Lantai Kayu Berubah Warna
1. Hama: Lumut dan Jamur
Lumut dan jamur mungkin tumbuh pada lantai kayu yang sudah tua atau terbuat dari kayu dengan kualitas nonpremium yang belum diawetkan. Tingkat pertumbuhan kedua hama ini cenderung tinggi di daerah dingin dan lembab seperti pegunungan, daerah dekat hutan, dan daerah dekat danau.
Untuk usaha penginapan, rumah makan, dan sejenisnya di daerah seperti Bandung, Pulau Samosir, Bali, Lombok, Dieng, dan lainnya, sangat penting untuk mewaspadai pertumbuhan kedua hama ini.
Apalagi, jenis lumut dan jamur yang tumbuh kadang membandel. Salah satu jenis jamur yang warnanya begitu sulit dihilangkan adalah jamur noda. Jamur noda berwujud mikroskopis sehingga tampak seperti pewarna permanen.
Bila sudah demikian parah, jamur noda bisa merusak hingga ke bagian dalam substrat kayu sehingga kayu tak bisa digunakan lagi. Yang tak kalah membuat jengkel, jenis jamur ini biasanya tumbuh di bawah lapisan coating. Hal seperti ini terjadi karena buruknya kualitas pengolahan lantai.
2. Proses Kimia (Oksidasi)
Selain hama, penyebab lantai kayu berubah warna juga bisa disebabkan karena proses oksidasi. Proses oksidasi terjadi ketika kayu secara terus-menerus terkena udara bebas, perubahan suhu, dan aspek-aspek fisis lainnya.
Proses oksidasi bisa menimbulkan warna yang khas, antara lain abu-abu, patina, kehitaman. Warna patina atau tosca sering muncul pada patung, atap, hingga lantai yang dibiarkan di outdoor dalam waktu bertahun-tahun.
3. Faktor lain
Faktor lainnya yang bisa menyebabkan perubahan warna pada dek juga cukup banyak. Kotoran yang tidak dibersihkan, tumpahan zat warna, adalah dua sebab di antaranya.
Ada baiknya, sebelum menyelesaikan masalah ini, kita tahu dengan pasti penyebab persoalannya. Selain agar kita bisa menanganinya dengan tepat, juga agar hal yang sama bisa dicegah di kemudian hari.
     Baca Juga: Cara Efektif Bersihkan Dan Bleaching Decking Lantai Kayu
Solusi Mengatasi Lantai Kayu Berubah Warna
1. Pembersihan Lumut dan Jamur
Pembersihan lumut dan jamur yang masih sedikit bisa dilakukan dengan sekadar mengelapnya menggunakan kain atau amplas saja. Area yang baru dibersihkan tersebut kemudian bisa dicat lalu dicoating dengan tampilan sesuai keinginan.
Namun, bila jamur dan lumut menyebabkan perubahan warna di area yang luas, sebaiknya Anda menggunakan bahan pengawet kayu. Beberapa rekoendasi ada di list berikut ini.
- Biocide Surface Film Preservative untuk membasmi jamur umum dan lumut
- White Agent WA-250 untuk menghilangkan noda jamur stain.
Kedua produk tersebut diandalkan untuk kebutuhan industri dari perusahaan mebel, hotel, hingga restaurant.
2. Pengampelasan Kotoran
Apabila lantai kayu outdoor berubah warna karena banyaknya kotoran, bersihkan kotoran tersebut terlebih dahulu. Anda bisa membersihkannya menggunakan kain lap, air, dan cairan pembersih lantai kayu.
Bila kotoran sangat sulit dihilangkan, gunakan ampelas kasar (grit 120, 180 atau 240), atau lakukan pengampelasan dengan cukup keras. Namun berhati-hatilah dalam melakukan pengampelasan, sebab, salah-salah Anda terlalu banyak mengikis substrat pada lantai kayu tersebut.
3. Cat Ulang
Pengecatan pada lantai kayu outdoor sebenarnya direkomendasikan dilakukan secara berkala. Sebab, pada situasi outdoor, tingkat destruksi yang terjadi pada lapisan film cat cukup tinggi.
Setidaknya, pengecatan dilakukan 2 kali dalam satu tahun untuk aplikasi coating pelindung. Atau, bisa juga dilakukan sesuai rentang yang direkomendasikan setiap produk cat.
Untuk mengatasi lantai kayu outdoor berubah warna, pengecatan dilakukan setelah jamur, lumut, dan kotoran yang menempel dibersihkan. Pengecatan dilakukan dengan maksud agar area yang baru dibersihkan bisa sama warnanya dengan area dek yang lain.
Pengecatan untuk keperluan seperti ini bisa dilakukan dengan,
- Mengecat sebagian area yang baru dibersihkan
- Melakukan pengecatan ulang secara menyeluruh
Pengecatan ulang secara menyeluruh direkomedasikan apabila area yang dibersihkan cukup luas.
Selain itu, jenis produk cat yang digunakan harus disesuaikan dengan pembersihan yang dilakukan. Apabila pembersihan hanya menggerus lapisan coating (lapisan cat bening), kita tinggal menerapkan coating baru saja. Namun, bila lapisan warna dan dasar juga terdampak, sangat disarankan untuk menerapkan warna atau dasaran baru.