Bila Anda sedang punya keinginan memasang pagar untuk rumah, Anda akan punya opsi material yang lebih beragam. Tukang bangunan atau penjaga toko material mungkin akan menawarkan pada Anda pagar WPC. Tapi, apakah produk tersebut cukup bagus untuk dibeli?
WPC adalah singkatan dari Wood Plastic Composite. Material ini sekilas sangat mirip dengan kayu. Namun saat dipegang, akan terasa bahwa produk ini tidak 100% terbuat dari kayu.
Komposisi WPC terbagi atas:
1. Polimer murni 70%
2. Kayu 15%
3. Aditif 15%
WPC adalah salah stau jenis material bangunan yang sedang naik daun. Sebab, selain praktis digunakan, Wood Plastic Composite juga bisa diolah menjadi beragam produk.
WPC bisa digunakan sebagai material pintu dan pagar. Namun, orang awam banyak juga yang masih ragu menggunakan material ini untuk pemasangan pagar, sebab bahan ini memang beda dari yang lain. Ia memadukan komponen plastik dengan kayu yang selama ini seperti tidak mungkin dilakukan.
Kelebihan Pagar WPC
1. Tahan Terhadap Kelembaban
Kelebihan utama material WPC adalah sifatnya yang tahan kelembaban. Ketika dipakai sebagai bahan pagar atau pembatas laman Anda, WPC tidak akan cepat lapuk.
Selama ini tak sedikit di antara kita yang enggan menggunakan pagar kayu sebab kayu mudah membusuk. Bilapun kita ingin pagar kayu yang tidak cepat membusuk, kita harus membeli jenis kayu yang harganya mahal. Misalnya ulin, bengkirai, jati, nangka, dan sejenisnya.
Alternatif lain di luar WPC dan kayu adalah pagar besi dan logam sejenis. Sayangnya, bahan logam rentan berkarat. Kekurangan tersebut, membuat WPC memiliki keunggulan pada ketahanannya dari proses pelapukan dan karat.
2. Tidak akan Diserang Rayap
Tidak akan ada rayap yang dengan “senang hati” memakan plastik. Meski WPC ini mengandung kayu, namun didominasi polimer plastik yang dibenci hama rayap.
Oleh karena itulah, bila rumah Anda berada di lahan atau area yang serangan rayapnya tinggi, material wood plastic composite ini sangat bisa diandalkan. Namun kita tetap harus ekstra waspada lho.
Sebab, meski tidak dimakan, rayap tetap dapat melakukan pengrusakan. Ya, serangga tersebut bisa saja merasa bahwa pagar WPC menghalangi jalur mencari makannya. Alhasil, pagar akan berusaha tetap dirusak.
Tak semua rayap memiliki karakter sedestruktif ini. Akan tetapi ada setidaknya 2 jenis rayap yang tak menerobos bahan plastik untuk mendapatkan makanan. Kedua rayap itu adalah rayap Taiwan (formosan termite) dan Subterranean Asia. Kabar buruknya, kedua jenis rayap ini bisa ditemukan dalam jumlah banyak di Indonesia.
3. Bisa Dicat
Dibanding material sintetik lainnya, bahan WPC relative lebih mudah dicat. Jadi, bila suatu ketika Anda ingin mengganti nuansa façade dan halaman, Anda bisa melakukan refinishing dengan warna yang disuka pada pagar WPC Anda.
Selain itu, pengecatan yang dilakukan pun bisa meningkatkan perlindungan pada produk. WPC akan tertutup lapisan cat dari sinar UV yang merusak, sehingga membuat pagar dari bahan ini semakin awet dan tahan lama.
Kekurangan Pagar WPC
1. Bisa Meleleh
Hati-hati bila Anda tinggal di daerah panas dan bermaksud menggunakan pagar atau produk apapun dari bahan WPC. Meski tidak begitu drastis, namun pelelehan akibat suhu ekstrim bisa terjadi.
Tentu saja tidak semua produk WPC memiliki karakteristik ini. Ada yang sangat baik dan lebih tahan cuaca ekstrim. Namun, ada juga yang benar-benar tak tahan ketika dipakai untuk outdoor.
Jadi berhati-hatilah dalam memilih produk yang tepat. Hindari merek yang reputasinya buruk.
2. Tekstur Kurang Natural
Meskipun dari segi “look” atau tampilan, material ini lumayan menyerupai kayu, namun tidak demikian dengan teksturnya.
WPC tidak memiliki kesan yang menyerupai kayu saat diraba. Sebaliknya, meski mengandung 15% serat, namun tekstur produk ini sangat terasa plastik.
Tentu aspek ini bukan masalah besar untuk sebagian orang. Namun bagi sebagian yang lain yang benar-benar ingin menerapkan desain rumah bergaya natural, penggunaan WPC sebaiknya dipertimbangkan lagi.
3. Tidak 100% Tahan Jamur
Ya, WPC memang tidak disukai rayap. Teter atau kumbang bubuk pun tak akan coba-coba meletakkan telur anakannya pada material WPC. Namun, jangan lantas berpikir bahwa bahan ini tidak akan ditumbuhi jamur dan lumut ya.
Loh, kok bisa? Bukankah bahan ini terbuat dari plastik?
Memang WPC terbuat dari plastik. Akan tetapi, permukaan pagar dari material ini pun bisa jadi sasaran empuk jamur. Selain itu, polusi udara, partikel tanah yang berterbangan, dan lainnya dapat menjadi noda berkerak yang tak akan hilang tertiup angin.
Noda-noda yang menempel kuat pada pagar WPC bisa menjadi medium tumbuh spora jamur dan lumut. Ketika musim penghujan datang, spora tersebut akan menjadi tunas, terutama di area yang tak terkena sinar matahari langsung. Akibatnya, jamur dan lumut pun merajalela bila tidak rutin dibersihkan.
Padahal, mengatasi WPC yang berjamur sangatlah susah. Sebab bahan antijamurnya tidak boleh dibeli sembarangan.
Namun, untuk mengatasi pagar kayu yang berjamur Anda punya alternatif lainnya. Cukup gunakan fungisida Biocide SFP, dan voila, masalah jamur beres 100%!
4. Harga yang Cenderung Mahal
Kekurangan pagar WPC berikutnya terletak pada harganya yang ternyata tidak murah-murah amat. Benar, dibanding penggunaan kayu premium, WPC memang lebih terjangkau.
Namun, dibandingkan kayu engineered seperti MDF dan particle board, harga produk WPC ini terbilang lebih mahal.
5. Tidak Meningkatkan Harga Rumah
Kalau Anda sudah berniat sejak awal bahwa rumah yang akan dipagari tersebut akan dijadikan investasi, sebetulnya penggunaan pagar WPC kurang begitu direkomendasikan. Sebab pagar ini tidak bisa meningkatkan harga jual dibanding penggunaan material yang lain seperti kayu hardwood.