Terdapat beberapa golongan fungisida yang masing-masing memiliki kategori berbeda-beda. Setiap jenisnya memiliki cara kerja serta spesifikasi yang berbeda-beda. Keberadaan fungisida pada industri pertanian maupun pada pengawetan kayu sangat dibutuhkan.
Oleh karena itu, memahami mengenai jenis-jenis bahan ini menjadi hal yang cukup penting bagi Anda yang berkecimpung di bidang ini.
Apa itu Fungisida?
Secara spesifik, fungisida merupakan bahan yang digunakan untuk membunuh maupun menghambat pertumbuhan cendawan (jamur) yang menyebabkan penyakit pada subrstrat. Media tumbuh cendawan ini dapat berupa tanaman, kayu, rotan, maupun berbagai media alami lainnya.
Baca Juga : Fungisida Efektif Biocide Wood Fungicide untuk Lindungi Kayu
Fungisida tersedia dalam beberapa bentuk, yaitu: cair, gas, serbuk, atau butiran.
Pada kegiatan pertanian khususnya pada proses tanam, penggunaan fungisida lazim dilakukan. Hal itu bertujuan untuk menjaga tanaman dari serangan cendawan yang merugikan bahkan mampu mematikan pertumbuhan tanaman.
Dalam bidang lain seperti industri woodworking, penggunaan fungisida ini juga digunakan, namun tahapan dan tujuan pengaplikasian yang berbeda. Dalam industri woorworking, pohon yang telah ditebang biasanya akan lebih rentan mengalami kerusakan jika tidak disimpan dan dirawat dengan baik sebelum diolah.
Baca Juga : Aplikasi Fungisida Khusus untuk Kayu Rasamala
Pengaplikasian fungisida menjadi jalan keluar yang ditempuh. Menjaga dan meningkatkan kualitas kayu dari serangan jamur menjadi tujuan penting dari pengaplikasian fungisida.
Kandungan bahan aktif yang digunakan pada fungisida juga beragam. Anda dapat menemukan produk yang dibutuhkan sesuai dengan kandungan bahan aktif yang Anda butuhkan. Metode aplikasinya juga beragam, mirip dengan cara aplikasi pestisida.
Ada pula jenis fungisida yang masih menggunakan senyawa alami sebagai bahan aktifnya. Berbeda dengan penggunaan bahan kimia yang kerap digunakan saat ini. Beberapa senyawa alami yang digunakan untuk menjadi bahan aktif fungisida di antaranya adalah:
Baca Juga : Cara Efektif Cegah Jamur Black Stain Pada Kayu Dengan Biocide Wood Fungicide
- Minyak pohon teh
- Cinnamaldehida
- Minyak cengkih
- Jojoba oil
- Susu
- Monocerin
- Minyak buah Azadirachta indica
- Rosemary oil
- Minyak oregano, dan beberapa bahan alami lainnya
Golongan Fungisida dan Cara Kerjanya
Seperti yang telah disinggung sebelumnya, ada beberapa kategori berdasarkan cara kerja dan penggolongan fungisida.
- Selektif
Golongan fungisida yang pertama adalah golongan selektif yang hanya dapat bersifat toksik pada beberapa jenis jamur, sesuai dengan targetnya. Biasanya yang termasuk dalam golongan ini adalah fungisida yang terbuat dari bahan aktif berupa sulfur, tembaga, quinon, serta heterosilik.
- Non-selektif
Yang kedua adalah jenis fungisida non-selektif, yang memiliki karakter berkebalikan dengan golongan selektif. Pada golongan ini, target organisme yang menjadi sasarannya lebih luas karena bahan antijamur ini tidak hanya beracun pada spesies fungi tertentu.
Yang termasuk dalam kelompok ini biasanya fungisida dari bahan aktif berupa organofosfat, anti-oomycota, hidrokarbon aromatik, hingga oxathilin.
Ada pula klasifikasi berdasarkan cara kerja serta waktu aplikasinya. Yaitu:
Klasifikasi | Deskripsi | Cara Kerja | Waktu Aplikasi |
Sistemik | Jenis fungisida yang jika disemprotkan pada target sasaran akan terserap lalu didistribusikan ke seluruh bagian tubuh target. Persebaran dapat dilakukan melalui jaringan di dalamnya. | Produk fungisida sistemik pada umumnya bekerja dengan menyeluruh dalam sistem biologi target sasaran. Pengaplikasiannya biasa dilakukan pada target yang masih hidup. | Biasanya diaplikasikan sebelum target sasaran terkena serangan fungi atau jamur.
Jenis ini biasanya cocok digunakan sebagai tindakan pencegahan atau preventif agar media tetap terjaga dengan baik. |
Kontak | Golongan kontak hanya bekerja pada bagian target yang disemprotkan saja. Jenis fungisida ini tidak dapat menembus jaringan tubuh target serta tidak dapat disebar pada bagian dalam jaringan tubuhnya. Efektif digunakan untuk membunuh hama jika langsung mengenai target sasaran (jika ada kontak langsung). Kerusakan ekosistem dapat lebih kecil jika dibandingkan dengan penggunaan jenis sistemik. | Dengan menyemprot langsung target sasaran agar dapat melumpuhkannya. | Biasanya akan memberikan hasil efektif jika organisme pengganggu tidak bersembunyi. Sehingga dapat langsung terkena bagian tubuh target dan melumpuhkannya. |
Translaminar | Jenis fungisida yang dapat mengalir dari bagian tubuh target yang disemprot ke bagian yang tidak disemprot (ke bawah). | Disemprotkan pada satu bagian tubuh target, untuk mengalir ke bagian tubuh lain dari target sasaran. | Disemprotkan langsung pada tubuh target sasaran. |
Konsentrasi Bahan Aktif serta Pengaruhnya pada Keamanan
Pada umumnya, bahan dasar dari antijamur adalah sulfur dengan takaran konsentrasi tergantung bentuknya. Pada bentuk cair, biasanya konsentrasi sulfur di dalamnya cukup rendah berkisar antara 0,08 % hingga 0,5 %.
Sementara pada bentuk padat, konsentrasi sulfur maupun bahan aktif lainnya akan lebih tinggi. Sulfur dalam fungisida berbentuk bubuk berkisar sekitar 90%. Metode pengaplikasian pestisida dapat dilakukan melalui beberapa metode, di antaranya:
- Penyemprotan
- Injeksi
- Fumigasi
Residu fungisida ditemukan pada makanan manusia dan sebagian besar berasal dari kegiatan pascapanen. Penggunaan fungisida yang biasa dilakukan untuk memperpanjang usia penyimpanan produk hasil pertanian menjadi salah satu alasan utamanya.
Ada pula residu yang ditemukan pada kayu yang digunakan untuk membuat pintu maupun mebel yang digunakan di rumah. Bersentuhan secara langsung setiap hari dengan material yang pernah dilapisi dengan fungisida beresiko mempengaruhi kesehatan manusia.
Penggunaan jenis antijamur yang aman dan berkualitas sangat dibutuhkan. Usahakan untuk memilih golongan fungisida yang aman dan ramah lingkungan untuk menghindari adanya residu yang berpotensi membahayakan.
Perhatikan kandungan bahan aktif yang ada pada pestisida, agar Anda dapat mempelajari keamanan produk tersebut dan dampak penggunaannya.