Semenjak beberapa tahun yang lalu, nama pohon tabebuya menjadi sangat populer. Gara-garanya adalah penanaman pohon tersebut di Surabaya yang membuat jalanan kota pahlawan terlihat sangat indah.
Walikota Surabaya saat itu, Tri Risma Harini dianggap sebagai orang yang paling berjasa atas hal tersebut. Di media sosial, netizen lantas membincangkan tanaman ini dan membandingkannya dengan sakura. Padahal keduanya adalah tanaman yang berbeda.
Tak percaya? Simak klasifikasi ilmiah kedua tanaman tersebut di bawah ini.
Sakura
- Kingdom: Plantae
- Divisi: Magnoliophyta
- Kelas: Magnoliopsida
- Ordo: Rosales
- Famili: Rosaceae
- Subfamili: Amygdaloideae
- Genus: Prunus
- Spesies: Prunus sp.
Tabebuya
- Kingdom: Plantae
- Klad: Angiosperms
- Klad: Eudicots
- Klad: Asterids
- Ordo: Lamiales
- Famili: Bignoniaceae
- Genus: Tabebuia
- Spesies: Tabebuia sp.
Ciri dan Karakter Pohon Tabebuya
Tabebuya bisa tumbuh dengan tinggi hingga 20 meter, tapi umumnya memiliki tinggi 5-8 meter (variannya ada yang perdu, ada juga yang pohon). Kayunya keras dengan kulit coklat dan kasar. Daunnya hijau agak muda, dan bunganya beragam warnanya (tergantung spesienya).
Kenapa tanaman tabebuya dipilih oleh Pemerintah Kotya Surabaya dan bukan tanaman yang lain? Ternyata jawabannya bukan semata terkait dengan aspek keindahannya. Ada beberapa karakter yang membuat tanaman ini memang cocok dijadikan tanaman penghias jalan.
Pohon tabebuya berasal dari Amerika Selatan. Beberapa spesiesnya hidup di area kering, sehingga pihak pemkot merasa tanaman tersebut dapat diandalkan ditanam di negara tropis seperti Indonesia.
Apalagi Surabaya, seperti halnya daerah lain di Indonesia tergolong dalam iklim moonson tropis. Pada iklim seperti ini, musim kemarau berlangsung sangat kering dibanding musim kemarau di wilayah beriklim hutan hujan tropis (Sumatera, Kalimantan).
Selain itu, tanaman ini juga:
- Meski merupakan pohon berbatang keras, tapi akarnya tidak merusak bangunan dan jalan
- Bisa memberikan manfaat tempat berteduh/kerindangan
- Varian warna bunganya sangat beragam
- Perawatan yang mudah, sebab 1) hama dan penyakitnya jarang, 2) pemangkasan hanya untuk bagian tanaman yang layu, 3) pemupukan wajar
Berdasarkan karakter-karakter tersebut, kita bisa dengan mudah memahami mengapa pemkot Surabaya memilih tanaman tabebuya ini. Meski beberapa kalangan masih menyayangkannya.
Pemkot Surabaya dianggap tidak mengutamakan tanaman berbunga lokal yang sama cantiknya. Misalnya tanaman bunga api Papua, Firmiana malayana, randu, Peltophorum pterocarpum, atau dadap merah
Penamaan Pohon Tabebuya
Istilah tabebuya atau tabebuia biasanya digunakan untuk mengacu tanaman Tabebuia sp. Apabila kita menggunakan nama latin itu saja, maka tanaman yang dimaksud mengecualikan kelompok spesies Handroanthus.
Padahal, banyak orang awam yang menganggap bahwa Handroanthus adalah tabebuya. Misalnya saja, T. Chrysotricha. Beberapa media besar masih menyebut tanaman tersebut dengan istilah T. Tchrysotricha. Padahal, para taksonomis sudah memindahkan taksanya sehingga saat ini bernama H. chrysotricha.
Jadi apakah pohon Handroanthus bisa dikategorikan sebagai tabebuya? Untuk istilah awam, rasanya hal tersebut biasa saja dilakukan. Hanya saja, pastikan Anda bisa membedakannya dengan penyebutan secara ilmiah (true tabebuya) untuk situasi yang lebih formal.
Perbedaan Handroanthus dengan Tabebuya
Apa yang membedakan Handroanthus dengan tabebuia? Bukankah keduanya sangat mirip?
Sebetulnya, ada beberapa hal cukup mencolok yang membeakan keduanya. Salah satunya adalah karakter batangnya.
Handroanthus memiliki batang yang lebih keras dan pembedaan antara sapwood dan heartwood (kayu lingkar luar dan dalam) yang terlihat kontras. Selain itu, pada Handroathus juga tidak ditemukan rambut-rambut, baik di daun ataupun bunganya.
Jenis Pohon Tabebuya Berdasarkan Genus dan Warnanya
Hingga saat ini telah teridentifikasi setidaknya ada 5 jenis tanaman tabebuya yang memiliki varian warna berbeda
- Warna kuning alias Handroanthus chrysotrichus
- Warna kuning II alias T. aurea
- Warna pink mawar alias T. rosea
- Warna magenta pink alias Handroanthus heptaphyllus atau Handroanthus impetiginosus
- Warna putih alias Tabebuia roseo-alba
- Dan masih banyak lagi lainnya yang tak bisa disebutkan.
Semuanya sama-sama tergolong dalam genus Handroanthus atau Tabebuya, namun luas persebaran sampai habitatnya berbeda satu sama lain.
Umur Berapa Pohon Tabebuya Berbunga?
Pohon tabebuya berbunga pada jangka waktu yang agak lama. Hal ini karena tanaman ini termasuk jenis pohon dan bukan tanaman kecil. Mungkin Anda harus menunggu 2-3 tahu sampai bunga pertama muncul. Itupun, wujud tanaman belum berupa pohon besar.
Cara Perkembangbiakan
Ada beberapa cara untuk membiakkan atau memperbanyak tanaman ini. Dua yang paling populer adalah setek dan pembenihan.
Perkembangbiakan dengan stek akan membuat tanaman lebih cepat berbunga, tapi bentuk pohonnya tak akan seklasik dan sebesar bunga tabebuya dari biji.
Untuk pembibitannya sendiri, Anda bisa mengambil biji tanaman tabebuya yang sudah masak dan jatuh. Tunggu sampai biji tersebut membuka, lalu semai di media yang lembab. Bila nanti benih sudah muncul, pindahkan di pot yang besar. Baru setelah tanaman siap, pindahkan lagi di lahan di mana Anda ingin menanam tanaman ini nantinya.
Bisakah Kayu Pohon Tabebuya Diolah Jadi Mebel?
Sejak populer di Surabaya, tanaman ini menjadi salah satu tanaman yang banyak diperjual-belikan di Indonesia. Pemda-pemda di seluruh Indonesia pun mencoba mengikuti apa yang dilakukan walikota Surabaya.Selain itu, masyarakat juga banyak yang tertarik dengan pohon ini sehingga memilih menanamnya di rumah.
Seiring dengan popularitas tersebut, wajar bila ada yang bertanya mengenai potensi pemanfaatan kayunya. Menurut Centre for Wood Anatomy Research sendiri, karakteristik kayu tabebuya adalah sebagai berikut:
- Warna: gubal dan teras tak begitu kontras. Secara umum warnanya coklat muda.
- Janka: untuk kayu hijau 910 sedangkan untuk MC 12% 960 lb.
- Pengeringan dan kembang susut: secara umum baik
- Sifat pengolahan: mudah diolah dengan mesin, mudah difinish, mudah dilem, mudah dipotong jadi veneer
- Durabilitas: Cukup baik hanya saja mmudah rusak karena rayap kayu kering
Di beberapa negara di mana tanaman tabebuya ini sudah lama dibudidayakan, kayu-kayu pohon tabebuya banyak digunakan untuk berbagai kebutuhan. Misalnya untuk membuat furniture, lantai, pegangan perabot, veneer, dan beberapa jenis kerajinan.
Awetkan Kayu Tabebuya dengan BioCide SFP
Pengolahan kayu tabebuya memang belum dilakukan di Indonesia. Namun, mulai melimpahnya tanaman tabebuya, tentu akan membuatnya menjadi material yang potensial untuk diolah.
Dan kabar baiknya seperti dijelaskan di atas, kayu tanaman tabebuya ini memiliki karakteristik cukup baik. Asal, sebelum diolah lebih lanjut, kayu ditreatment dulu dengan anti jamur kayu terbaik dari BioCide Surface Film Preservative.