Kayu akasia merupakan salah satu jenis kayu yang semakin populer sebagai bahan baku furniture. Selain furniture, material ini pun sudah banyak digunakan sebagai bahan baku pembuatan lantai dan decking.
Fungsi ini awalnya tidak dimiliki akasia yang dulu lebih sering dimanfaatkan dalam industri pembuatan kertas. Perubahan fungsi tersebut bukannya tanpa sebab. Masyarakat mulai menemukan kecocokan karakter akasia dengan kebutuhan bahan mebel maupun material lantai kayu.
Berikut ini akan dijelaskan karakter-karakter akasia yang dimaksud. Namun sebelumnya, mari sekilas mengenal terlebih dahulu mengenai tanaman bernama latin acacia ini.
Baca Juga : kelebihan mengeringkan daun hingga kering
Sekilas Tentang Pohon Akasia
Secara umum, istilah akasia atau acacia merujuk pada sekelompok tanaman gabungan perdu dengan pohon. Kesemua tanaman acacia adalah polong-polongan, sehingga bunga dan bentuk daunnya juga terlihat sangat khas.
Dalam bidang akademik, tanaman ini pertama kali diidentifikasi oleh Carl Linneus. Pada perkembangan selanjutnya, diketahui bahwa terdapat dua tipa akasia. Yang pertama adalah tipe Australia, dan yang kedua adalah tipe non Australia. Keduanya berbeda dilihat dari keberadaan durinya. Secara umum akasia non Australia memiliki duri sedangkan yang tipe Australia justru tidak memiliki duri.
Baca Juga : ini dia karakteristik kayu akasia vs mahoni
Meski merupakan istilah umum, namun dalam konteks woodworking, istilah akasia sering ditujukan pada tanaman dengan nama ilmiah Acacia auriculiformis.Tanaman ini merupakan tanaman hijau sepanjang tahun dengan tinggi 15 hingga 30 meter. Adapun batangnya bisa tumbuh hingga 12 meter dan diameter 50 cm. Dari luar, batang pohon akasia terlihat patah-patah dan terdapat semacam alur vertical. Akarnya sendiri tumbuh menyebar namun tidak begitu dalam untuk ukuran pohon.
Baca Juga : mengenal karakteristik kayu galam untuk mebel
Akasia memiliki banyak sekali daun dengan panjang maksimal hingga 16 cm. Daun teraba tebal, berkulit, dan juga memiliki lekuk yang khas. Sedangkan bunganya memiliki diameter hingga 8 cm dan biasanya warnanya kekuningan.
Klasifikasi Ilmiah
Berikut ini klasifikasi tanaman akasia.
- Kingdom: Plantae
- Klad: Tracheophytes
- Clade: Angiosperms
- Klad: Eudicots
- Klad: Rosids
- Ordo: Fabales
- Famili: Fabaceae
- Genus: Acacia
- Spesies: A. auriculiformis
Karakter Kayu Akasia
Warna Kayu
Pohon akasia atau Acacia mangium menghasilkan substrat kayu yang umumnya berwarna krem hingga coklat tua kehijauan. Kayu gubal atau kayu yang muda biasanya berwarna krem, sedangkan bagian tuanya (kayu teras) berwarna coklat muda hingga cokelat tua kehijauan.
Kerapatan atau Densitas
Substrat kayu akasia umumnya memiliki densitas 450 - 600 kg/m3 pada MC (Moisture Content) 12%. Meski pada kasus tertentu, juga terkadang ditemukan akasia dengan densitas hingga 800 kg/m3.
Keawetan
Akasia bukan kayu yang awet. Pada tingkat keawetan kayu, akasia termasuk dalam golongan atau grade III. Jenis kayu pada level tersebut cukup tahan pada kondisi cuaca normal, tapi kurang baik untuk kondisi outdoor yang basah. Akasia mudah terserang jamur maupun serangga pada kondisi demikian. Apalagi bila kayu ini digunakan langsung di atas tanah, misalnya sebagai pagar dan pasak bangunan. Karena sifatnya ini, treatment pengawetan akasia sangat dianjurkan.
Pengeringan
Proses pengeringan akasia termasuk lama. Kayu ini dapat kering dengan baik setelah 45 hingga 60 hari untuk standar ketebalan di atas 2,5 cm. Sedangkan untuk ketebalan di bawah angka tersebut, akasia dapat dikeringkan dalam kurun 1 bulan atau 30 hari.
Selain lama, yang harus diwaspadai selama proses pengeringan akasia adalah sifatnya yang mudah menyusut. Bila pengeringan dilakukan sembarangan, potensi pelengkuangn akasia tergolong sangat tinggi.
Proses Mesin & Konstruksi
Meski tidak cukup awet, yang menjadi keunggulan kayu akasia sebagai bahan baku pembuatan mebel dan lantai decking adalah sifatnya yang mudah diproses. Jenis kayu ini memiliki daya ikat pada sekrup yang baik karena tidak mudah pecah. Adhesive yang digunakan pun tak perlu dimodifikasi karena secara umum, substrat akasia dapat menerima penetrasi lem dengan baik.
Kayu yang Memang Potensial Diolah
Dari poin-poin yang telah dijabarkan di atas, kita bisa mengatakan bahwa kayu akasia memang potensial diolah menjadi berbagai produk, salah satunya furniture. Kayu ini memiliki tampilan yang khas, mudah diolah, dan juga harganya yang lebih murah.
Selain itu, yang tak kalah menarik adalah status spesies tanaman ini yang masih dalam kategori Least Concern. Pada kategori ini, jumlah tanaman di alam liar atau non liar masih sangat banyak. Sehingga kita tak perlu khawatir menebang pohon langka apabila memanfaatkan kayu dari tanaman ini.
Keberadaan acacia, dengan demikian juga bisa diharapkan menyelamatkan kayu lain yang statusnya rawan eksploitasi. Misalnya saja kayu binong. Binong adalah kayu yang menarik, hanya saja kayu ini makin sulit ditemukan di alam liar ataupun pada perkebunan.
Perlu Perbaikan Kualitas Kayu Akasia
Meski potensial diolah, namun perbaikan dan peningkatan mutu tentu harus dilakukan di sana-sini. Dalam hal ini, kita perlu melakukan beberapa hal pada kayu akasia. Salah satunya dalam hal keawetan.
Kenapa keawetan? Tingkat keawetan kayu akan memengaruhi masa pakai suatu produk. Sebuah kayu yang keawetannya rendah akan menjadi material mebel yang buruk. Sebab mebel yang dihasilkan nantinya akan mudah rusak akibat serangan teter (bubuk), rayap, hingga jamur.
Oleh sebab itu, perlu peningkatan keawetan kayu. Caranya bisa dilakukan dengan menerapkan treatment pengawetan. Kayu akasia, misalnya, merupakan kayu dalam kelas awet III. Namun dengan treatment pengawetan, maka kelas keawetannya bisa membaik di level I atau II.
Pastikan saja Anda menerapkan treatment dengan benar. Metode pengawetan sendiri biasanya dilakukan dengan meresapkan obat pengawet. Dan kualitas obat pengawet amat berperan terhadap hasil pengawetan.
Kami di antijamur.net punya rekomendasi fungisida khusus yang bisa Anda gunakan. Keduanya adalah BioCide Wood Fungicide dan BioCide SFP (Surface Film Preservative).
Gunakan BioCide SFP dan BioCide Wood Fungicide
BioCide | Fungsi | Keterangan |
BioCide SFP | Produk ini bisa digunakan sebagai pembasmi jamur permukaan. Jamur permukaan biasanya memiliki warna putih, agak coklat, hingga agak gelap. Jamur ini tumbuh akibat kelembaban tinggi dan lingkungan yang kotor. Untuk membasminya, Anda cukup mengoleskan BioCide SFP dengan alat pengoles/kuas (ingat, pakai sarung tangan!). | Selain bisa dipakai untuk pembasmi jamur secara langsung, BioCide SFP juga bisa digunakan untuk dicampurkan pada cat. Pencampuran ini ditujukan agar cat menjadi ekstra protektif terhadap jamur. Namun tidak semua cat cocok dengan BioCide SFP. Cat yang paling bagus dicampur dengan fungisida ini adalah cat BioVarnish dan Orchid. |
BioCide Wood Fungicide | Dapat digunakan untuk mencegah serangan jamur noda atau sap stain. Sekilas, sap stain memang terlihat tak membahayakan. Toh jamur ini tidak membusukkan. Padahal, kayu yang terserang sap stain bisa rusak estetikanya. Finishing pun jadi tidak sempurna dilakukan karena noda sap stain terus membayang. | Untuk membasmi jamur blue stain yang terlanjur menyerang, kita juga perlu memanfaatkan pemutih kayu / bleaching WA-250. Pasalnya, meski BioCide Wood Fungicide bisa digunakan untuk membasmi jamur blue stain, namun noda jamur sangat sulit dihilangkan. |
Kedua produk ini menarget jenis jamur yang berbeda. Dengan menggunakan keduanya, kayu Anda pasti akan benar-benar aman dari serangan jamur.
Kelebihan Penggunaan BioCide untuk Kayu Akasia
Ada banyak keunggulan BioCide sebagai pembasmi jamur dibanding produk lainnya:
1. Sangat efektif
2. Efek proteksi yang jauh lebih lama
3. Konsentrasi tinggi sehingga penggunaannya menjadi hemat
4. Tidak menimbulkan efek samping tersendiri seperti membuat kayu jadi sulit dicat
5. Tersedia secara spesifik pada jamur tertentu sehingga fungsinya optimal dan saling melengkapi
6. Harga terjangkau dibandingkan dengan kualitas yang ditawarkannya
7. Mudah digunakan
Pesan Sekarang Juga yuk!
Pesan sekarang juga BioCide SFP dan juga BioCide Wood Fungicide. Anda bisa melakukan pembelian dengan setidaknya 3 opsi. Pertama, Anda bisa bertandang langsung ke Bio Service Point dan melakukan pembelian. Di sana, Anda akan disambut CS kami dengan ramah. Anda juga bisa membeli produk kami yang lainnya seperti cat dan juga bleaching kayu.
Kedua, pembelian secara online. Anda bisa membeli secara online langsung dari website ini. CS online kami pasti akan memandu Anda dengan ramah dan profesional. Dan ketiga, Anda juga bisa membeli lewat pihak yang lain. Misalnya lewat agen atau online shop yang menjual produk kami.
Simpulan
Di atas telah dijabarkan panjang lebar mengenai akasia. Ada beberapa poin yang dapat kita simpulkan berdasarkan penjelasan panjang di atas.
1. Akasia adalah spesies polong-polongan yang berada dalam kelompok besar tanaman dengan nama genus yang sama.
2. Pohon akasia sering merujuk pada spesies A. auriculiformis. Tanaman ini memiliki karakter berupa batangnya yang bisa tumbuh hingga 12 meter, kulit kayu yang patah-patah, hingga warna bunga yang kuning.
3. Akasia dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan, termasuk untuk diambil kayunya. Sampai saat ini, kayu akasia adalah salah satu kayu yang dianggap sebagai alternative yang bagus.
4. Sayangnya, meski murah dan memiliki beberapa poin unggulan, namun secara umum kayu akasia bukan merupakan kayu yang awet.
5. Diperlukan suatu treatment antijamur agar produk kayu akasia (termasuk mebelnya) tidak dirusak hama jamur. Dan pembasmi jamur yang selalu kami sarankan adalah BioCide.