Salah satu faktor krusial yang harus diperhatikan dalam proses pengawetan kayu adalah moisture content (MC) atau kelembaban substrat kayu. MC dapat didefinisikan sebagai kadar air di dalam kayu. Isu ini menjadi persoalan pada kayu karena material tersebut tergolong material organik.
Kayu pernah menjadi bagian dari tumbuhan yang “hidup”. Artinya, sebagian besar komponen di dalamnya tidak hidrofobik (takut air). Justru pohon selalu memerlukan air dalam proses metabolismenya.
Berdasarkan sifat dan letaknya sendiri, air dalam kayu bisa dibedakan menjadi:
- Free Water: terletak di pori kayu, mudah menguap, dan tidak berpengaruh besar pada kayu.
- Bound Water: terletak di antara pori-pori kayu, mengandung banyak zat kayu seperti selulosa, dan berpengaruh pada tingkat penyusutan kayu.
Ketika digunakan sebagai bahan dasar produk-produk buatan manusia, keberadaan air (baik free atau bound water) dapat menimbulkan masalah. Selain menyebabkan kayu tak bisa diolah karena terlalu basah, MC kayu yang tinggi juga dapat menarik hama pembusuk material tersebut.
MC atau Kelembaban Substrat Kayu Tinggi sebagai Peringatan Hama Menyerang
Jumlah air dalam substrat kayu pada dasarnya membuat material tersebut lebih feasible digunakan hama. Jamur lebih mudah tumbuh, sedangkan sampai rentang tertentu, kayu akan menarik sejumlah serangga seperti rayap dan kumbang bubuk.
Jamur blue stain adalah salah satu jenis jamur yang biasa menyerang kayu karena kondisi material tersebut lembab.
Dengan demikian, adalah sangat tepat mengatakan kelembaban substrat kayu berpengaruh krusial pada keawetan material ini. Dalam usaha pengawetan kayu pun, kadar air atau MC kayu hampir selalu diperhatikan mulai dari sesaat setelah kayu ditebang hingga sudah terbentuk sebagai produk jadi seperti furniture. Pengeringan Kiln Dry menjadi bukti usaha untuk selalu memperhatikan kelembaban substrat kayu. Aplikasi finishing pun sedikit banyak ditujukan untuk membuat MC kayu senantiasa terjaga dalam kondisi tetap.
Bahkan meski kayu sudah diberi obat pengawet sekalipun, memperhatikan keberadaan MC tetaplah krusial. MC kayu bukan hanya berpengaruh pada ukuran kayu (semakin besar MC, semakin meningkat volum dan menurun densitasnya), akan tetapi juga kestabilan obat pengawet.
Cara Menghitung MC
Anda dapat menghitung kelembaban substrat kayu secara manual. Berikut ini caranya:
MC: Moisture Content
A: Berat Kayu Basah
B: Berat Kayu Kering
Untuk menentukan berat kayu kering, kayu basah dikeringkan terlebih dahulu dalam oven bersuhu 100 derajat Celcius selama 48 jam.
Dengan demikian, misalnya A: 1500 gram dan B: 1300 gram, maka:
MC = (1500 – 1300)/1300 x 100%
MC = 0,154 x 100%
MC = 15,4 %
Penghitungan secara praktis dapat dilakukan menggunakan alat tersendiri.
Informasi Pengawetan Kayu
Silahkan dapatkan informasi lebih lanjut via telp di +62.274.388.301, sms/wa +6287839346433, atau email info@bioindustries.co.id. Kami juga menyediakan produk-produk obat pengawetan kayu. Anda juga dapat mengunjungi kantor kami di Yogyakarta, tepatnya di Jalan Sidikan no 94 Sorosutan Umbulharjo.