Mencegah jauh lebih baik daripada mengobati! Itulah kenapa sejak awal kita harus mengawetkan rotan untuk mencegah jamur dibanding mengatasinya setelah terjadi serangan.
Tahukah Anda, produksi rotan di Indonesia adalah yang terbesar di dunia? Tapi sayangnya, besarnya jumlah produksi ini tidak sebanding dengan keuntungan yang bisa dinikmati masyarakat. Sebab, teknologi pengolahan rotan di Indonesia belum berkembang baik. Kebanyakan rotan yang dihasilkan malah dijual mentah ke luar negeri. Selanjutnya rotan-rotan tersebut diolah menjadi barang baru dan dijual kembali ke Indonesia dengan harga lebih mahal.
Baca Juga : teknik pengolahan rotan yang perlu anda ketahui
Untunglah, pemerintah mengambil kebijakan dengan melarang ekspor rotan mentah ke pasar luar. Sedikit banyak, keputusan pemerintah ini telah menstimulus berkembangnya industri pengolahan yang membuat fungsi rotan adalah sebagai furniture dan dekorasi.
Berbagai inovasi berkembang dan pasang surut sesuai permintaan pasar. Contohnya saja desain rotan laminasi. Namun terlepas dari berbagai desain tersebut, ada hal penting yang begitu krusial diperhatikan dalam proses pengolahan rotan. Hal krusial itu adalah treatment pengawetan rotan.
Apa itu Treatment Pengawetan Rotan?
Treatment pengawetan rotan memiliki prinsip yang sama dengan treatment serupa pada kayu dan bambu. Utamanya, rotan yang mudah diserang hama diberi zat antihama. Dengan demikian, substrat ini tidak akan mudah rusak oleh serangan jamur maupun serangga.
Mengapa ketahanan pada hama ini diperlukan? Alasannya tak lepas dari sifat alamiah rotan sebagai bahan organik. Tak seperti bahan sintetis seperti plastik, material dari bahan organik memang lebih mudah busuk, lapuk, dan rusak akibat aktivitas organisme.
Jamur yang Harus Diwaspadai
Salah satu kelompok hama utama yang perlu diwaspadai bila Anda ingin mengawetkan rotan adalah jamur. Serangan jamur memang tidak secepat serangan serangga yang dalam waktu beberapa menit saja bisa menimbulkan lubang-lubang.
Namun demikian, treatment mengawetkan rotan untuk mencegah jamur tetap wajib diwaspadai karena seringkali organisme itu tumbuh tanpa kita sadari. Bahkan ada satu jenis jamur yang bisa menyebabkan kerusakan parah dalam waktu semalam saja.
Jamur tersebut adalah jamur stain. Contohnya blue stain. Serangan blue stain bisa terjadi sangat cepat dalam waktu 12 jam. Ia biasanya akan menyerang material organik basah seperti rotan yang baru dipanen. Jadi, saat Anda selesai mengumpulkan rotan dan membiarkannya satu malam saja, sebenarnya ada ancaman kerusakan parah akibat blue stain.
Kerusakan yang diakibatkan jamur stain dicirikan dengan munculnya warna yang tak bisa hilang bahkan setelah digosok dengan keras. Secara umum, jamur stain memang menimbulkan kerusakan estetika yang membuat tampilan rotan menjadi buruk. Jelas hal ini akan membuat bahan tersebut kurang laku bila dijual di pasaran.
Kiat Penting Mengawetkan Rotan untuk Mencegah Jamur dengan BioCide
Treatment pengawetan pada rotan dilakukan tanpa maksud lain selain memaksimalkan guna rotan. Dengan cara pencegahan jamur pun, rotan akan bisa dioptimalkan fungsinya dengan lebih baik.
Bagaimana cara mengawetkan rotan yang baik dan benar? Treatment pengawetan disarankan dilakukan setidaknya dalam dua tahapan proses pengolahan bahan itu. Pertama adalah sesaat setelah rotan dipanen. Oleskan obat pengawet rotan antijamur BioCide Wood Fungicide pada ujung dan permukaannya. Treatment pada fase ini hanya bersifat darurat untuk mencegah blue stain yang bisa tumbuh amat cepat.
Sedangkan untuk treatment yang utama, dilakukan dengan cara perendaman atau vakum tekan. Metode ini lebih baik karena larutan BioCide bisa benar-benar meresap ke dalam rotan. Sehingga jamur blue stain tak lagi bisa tumbuh dari susbtrat serat alam itu.
Berapa Biayanya?
Mengawetkan rotan untuk mencegah jamur sama sekali tidak mahal bila Anda menggunakan BioCide Wood Fungicide. Sebab obat ini bisa didapat dengan harga terjangkau Rp. 115.000,- saja. Sangat terjangkau bukan? Penggunaannya pun hemat dan bisa dilarutkan dalam air atau solvent.