Ingin membangun usaha mebel tapi masih betul-betul awam? Tak masalah, Anda bisa memulainya dengan mempelajari dulu jenis bahan untuk membuat mebel.
Siapa yang tak tergiur dengan keuntungan berlipat ganda yang bisa dinikmati oleh pelaku usaha mebel? Omset puluhan, ratusan, bahkan milyaran rupiah bisa diperoleh tiap bulan. Modal yang dikeluarkan pun relatif. Tahukah Anda bahwa usaha mebel kecil yang kerap menjajakan produknya di pinggir jalan kadang hanya membutuhkan angka di bawah 10 juta? Padahal, hasil yang diperoleh bisa jauh berkali lipat. Apalagi ketika era internet sudah marak seperti sekarang ini, sehingga mebel yang berukuran kecil seperti rak dinding bisa dijual online.
Membangun usaha mebel, pada akhirnya memang menjadi sebuah impian bagi banyak orang. Sayangnya, di luar masalah keuntungan berlipat yang dimaksud, usaha ini pun harus dijalankan dengan profesional bila kita ingin mendapatkan profit yang besar. Salah satu usaha yang bisa dilakukan pertama-tama (khususnya bila Anda masih awam) adalah mengenali seluk-beluk usaha ini.
Mengenal Bahan untuk Membuat Mebel
Bahan Pengawet
Kebanyakan orang tidak mengerti bahwa bahan untuk membuat mebel bukan sekedar bahan finishing atau cat saja. Salah satu yang sebetulnya krusial namun sering diabaikan adalah bahan pengawet. Bahan pengawet bisa berupa insektisida, juga fungisida. Sebagaimana namanya, bahan pengawet digunakan supaya mebel lebih awet. Keawetan yang dimaksud bukan keawetan ketika mebel terkena benturan fisik, namun keawetan dari serangan hama. Prinsipnya adalah meresapkan antihama pada bahan mebel seperti kayu. Jadi rayap ataupun jamur tidak akan menjadi persoalan di kemudian hari.
Penggunaan bahan pengawet ini sejatinya sangat krusial. Apalagi bila Anda menggunakan kayu yang kualitasnya rendah. Sering, mebel yang dihasilkan dari kayu seperti itu cenderung mudah terkena teter (kumbang bubuk) dan jamur. Selain itu, bahan pengawet juga diperlukan pada tahapan krusial proses produksi, yakni sebelum kayu diolah lebih lanjut.
Produk yang kami sarankan:
- BioCide Insecticide untuk antiserangga
- BioCide Wood Fungicide untuk antijamur noda
- BioCide SFP untuk antijamur yang bisa dicampur dengan cat
Bahan Finishing
Bahan finishing alias cat merupakan bahan untuk membuat mebel yang paling populer. Tapi ingat, bila Anda ingin masuk dalam dunia woodworking yang lebih profesional, tentunya Anda harus tahu aneka jenis bahan finishing yang tidak sekedar berupa pernis atau plitur saja. Kenali bahan finishing supaya produk Anda bisa dicat dengan lebih menarik. Anda bisa mempelajari mengenai produk cat Glaze. Cat glaze bisa memberikan efek warna yang lebih retro pada mebel.
Produk yang direkomendasikan: sebaiknya, pilih bahan finishing water based yang tidak berbau serta lebih aman dan mudah digunakan.
Pemutih Kayu
Bagaimana bila kayu Anda sudah terkena serangan jamur? Atau terkena serangan serangga sehingga warnanya menjadi jelek? Beberapa orang mungkin akan sekedar menimpanya dengan cat. Sayangnya, solusi seperti itu tak selalu manjur. Seringkali, warna noda masih membayang di balik lapisan finishing finishing yang dilakukan (bisa dikatakan) gagal.
Untuk mengatasi adanya noda seperti ini, sebaiknya dilakukan aplikasi pemutih menggunakan bleaching kayu. Cara ini memang akan mengubah warna kayu menjadi lebih cerah. Namun ia bisa membersihkan noda, dan juga bisa menyeragamkan warna. Pola serat kayu juga masih terjaga dan bisa terlihat jelas pasca finishing.
Semir Kayu
Bahan untuk membuat mebel berikutnya yang perlu Anda miliki adalah semir kayu. Sebagian dari Anda mungkin kurang mengenal apa itu semir kayu. Ringkasnya, semir kayu atau wood polish adalah produk yang bisa digunakan untuk menyemir mebel sampai wooden craft. Fungsinya sama seperti semir sepatu, yakni untuk meningkatkan keindahan dan juga memberikan perawatan. Dengan kata lain, produk ini tidak memberikan efek selama bahan finishing. Namun demikian, Anda bisa memakai produk ini bila Anda ingin menjual mebel tanpa finishing namun tetap terawat dan menarik. Pilih saja produk semir kayu yang efeknya lebih baik sekaligus lebih tahan lama.
Contoh produk semir kayu yang biasanya dipakai pelaku usaha mebel adalah Biopolish. Berbahan dasar lilin lebah dan minyak alam, Biopolish bisa membuat kayu tampak lebih tajam warnanya, lebih halus, dan juga lebih tahan terhadap serangan jamur.
Penyerap Kelembaban
Di atas telah dijelaskan bahan untuk membuat mebel mulai dari yang diperlukan saat kayu didatangkan sampai kayu dirawat. Nah, bahan berikutnya yang tak bisa diabaikan adalah penyerap kelembaban. Anda akan sangat membutuhkan bahan ini apabila Anda harus mengirimkan mebel Anda ke luar kota dalam perjalanan yang jauh. Misalnya, mebel-mebel Anda harus dikirim dengan kontainer. Kondisi dalam kontainer biasanya tidak stabil. Fluktuasi suhu sering terjadi. Kelembaban udara pun jauh dari kata ideal. Bila tidak diantisipasi, akibatnya adalah mebel yang rusak ditumbuhi jamur atau membusuk. Oleh karena itulah, dibutuhkan bahan penyerap kelembaban. Selain bisa digunakan di kontainer, bahan seperti ini juga bisa digunakan di gudang penyimpanan.
Kesimpulan
Untuk membuat mebel secara profesional, prosesnya memang berbeda dengan membuat mebel untuk kebutuhan sendiri. Di Indonesia, barangkali jumlah orang yang bisa membuat mebel ala kadarnya banyak. Tapi kualitasnya jelas dipertanyakan dibanding mebel yang dibuat untuk dijual. Namun tentu saja, bukan berarti seseorang yang masih betul-betul awam tak bisa membangun usaha mebelnya sendiri. Anda bisa membangun usaha mebel dengan produk yang sederhana. Misalnya membuat meja belajar kecil dan rak dinding yang umumnya dicari oleh mahasiswa dan siswa sekolah. Selain mudah, mebel seperti itutak membutuhkan modal banyak.
Namun ingat, supaya usaha Anda sukses, Anda harus tahu seluk beluk dasar industri mebel. Salah satu yang krusial dimengerti adalah mengenai alat dan bahan untuk membuat mebel yang digunakan. Ada sangat banyak material non-kayu yang harus Anda sediakan. Misalnya saja cat, lem, bahan pengawet, pemutih kayu, sampai produk seperti semir kayu. Mengetahui ragam bahan ini akan membuat Anda lebih mudah dalam menjalankan bisnis mebel.