Anda mungkin kenal dengan ukiran khas dari Bali. Anda juga mungkin kenal dengan ukir-ukiran dari Jepara. Tapi bagaimana dengan seni ukir suku asmat?
Suku asmat adalah salah satu suku yang paling populer di pulau Papua. Kebanyakan orang akan menyebut nama suku ini apabila disuruh menyebutkan suku dari pulau paling timur di Indonesia tersebut.
Populasi suku ini sendiri bisa dibagi menjadi dua. Yang pertama adalah yang tinggal di pedalaman. Sedangkan yang kedua adalah yang tinggal di pesisir pantai. Antar kedua populasi dalam suku ini terdapat perbedaan ritual, dialek, sampai gaya hidup. Selanjutnya, suku asmat di pesisir pun masih bisa dibagi lagi menjadi suku bisman yang tinggal di antara sungai Sinesty dan sungai Nin, serta suku Simai.
Baca Juga : Tips Membuat Kerajinan dari Bunga Kembang Sepatu
Dari segi fisik, orang asmat memiliki tampilan khas melanesia. Mereka memiliki kulit gelap dengan rambut keriting. Tinggi mereka di atas rata-rata tinggi suku lain di Indonesia, di mana kaum perempuan memiliki tinggi rerata 162 cm, sedangkan yang laki-laki 172 cm.
Baca Juga : Sukses Naikkan Omset Usaha Kerajinan dengan BioCide SFP
Kondisi Alam yang Penuh Tantangan
Warga suku asmat tinggal di daerah yang penuh tantangan. Mereka tinggal di dataran dengan tanah coklat. Hampir sepanjang tahun hujan turun di daerah mereka. Pun demikian, air laut sering pasang dan menggenangi wilayah tempat mereka tinggal. Kondisi ini menyebabkan tanah di mana suku asmat tinggal sangat becek. Jalan yang dibangun biasanya memanfaatkan papan-papan kayu. Papan-papan tersebut akan menjadi semacam pelapis sehingga pengguna jalan tak perlu menginjak tanah yang berlumpur. Tapi tentu saja jalanan yang seperti ini tak leluasa dilalui. Apalagi oleh kendaraan bermotor.
Terkenal dengan Seni Ukir yang Menawan
Meski berasal dari daerah yang penuh tantangan, tak menjadikan suku ini tertinggal dalam hal kebudayaan dibanding suku lainnya. Malah, suku asmat begitu dikenal dengan hasil kerajinan yang memiliki nilai estetika tinggi. Salah satunya adalah kerajinan seni ukir.
Bagi masyarakat asmat, masalah ukir-ukiran adalah hal yang menjadi ciri mereka. Mereka mewariskan keterampilan ini dari satu generasi ke generasi yang lain. Ketika mereka mengukir, mereka tak sekadar bekerja dengan alat ukir. Lebih dari itu, mereka mengejewantahkan pengalaman spiritual mereka. Sebab ukiran bagi suku asmat punya tempat tersendiri. Dan, memang seni ukir suku asmat sangat kaya akan pengalaman kehidupan. Mereka membuat model perahu, panel, perisai, telur kaswari, sampai tiang-tiang ukiran. Ragam pola ukirnya sangat banyak dan merepresentasikan alam kehidupan orang asmat.
Menjadi Suvenir
Keterampilan warga asmat membuat seni ukir memberikan peluang bagi mereka untuk meraih keuntungan dari segi materi. Salah satunya, dengan menjadikan benda-benda kesenian mereka sebagai produk kesenian. Misalnya saja untuk membuat:
- Gantungan kunci
- Patung-patung kecil atau miniatur
- Kotak kayu dengan ukiran khusus
Dan, masih banyak lagi aplikasi ukiran suku ini yang bisa diterapkan untuk dijadikan suvenir. Bahkan ukiran ini pun bisa diterapkan pada berbagai produk yang lain seperti furniture dan bangunan.
Furniture
Ketika diaplikasikan untuk furniture, kesenian ukiran bisa membantu memperindah mebel terkait. Ukiran bisa diterapkan pada kaki mebel sampai pada papan mebel misalnya meja, kursi, dan juga almari.
Tiang Ukiran
Ukiran suku asmat bisa diaplikasikan untuk bangunan khususnya dalam bentuk ukiran pada tiang. Hasilnya adalah bangunan yang sangat tradisional. Ukiran ini pun bisa diterapkan pada bangunan modern. Dengan demikian, tercipta sebuah perpaduan antara sesuatu yang tradisional dengan sesuatu yang modern.
Tak Cuma Seni Ukir Suku Asmat yang Bisa Datangkan Keuntungan
Indonesia terdiri dari beragam suku. Ada suku jawa, sunda, bali, tionghoa, melayu, sampai suku asmat yang berada di Papua. Kekayaan ini sesungguhnya menciptakan keragaman budaya yang sangat memesona. Tak terkecuali keragaman kerajinan seni ukirnya.
Tak hanya suku asmat yang bisa mendapatkan keuntungan dengan membuat aneka produk berbasi ukiran mereka. Suku lain pun bisa. Beberapa ada yang sudah teroptimalisasi sehingga mendatangkan keuntungan sangat besar. Sedangkan beberapa yang lain belum dioptimalkan potensinya sama sekali.
Seni ukir Bali dan Jepara adalah dua contoh yang sukses dijadikan produk usaha dengan keuntungan yang berlipat-lipat. Dengannya, banyak tenaga kerja yang bisa diserap dan pundi pendapatan yang tak sedikit. Tentunya, hal ini perlu dicontoh oleh suku lain di Indonesia.
Ayo Gunakan BioCide SFP untuk Jaga Ukiran dari Jamur
Namun membuat produk kerajinan, mebel, atau suvenir dengan menerapkan seni ukir suku asmat dan seni ukir suku lainnya yang bersifat tradisional tentu tak bisa dilakukan secara asal. Pertama-tama, Anda harus memerhatikan elemen budaya dan penghargaan terhadap kerajinan itu. Pakem atau standar-standar pantang untuk dilanggar.
Nah, yang kedua, perhatikan juga kualitasnya secara umum. Publik tak bisa bila hanya disodori tampilan menarik namun tidak awet. Anda perlu membuat produk berbasis kerajinan seni ukir yang mutunya bagus. Misal dalam hal keawetan, Anda bisa mengandalkan BioCide Surface Film Preservative.
BioCide SFP adalah fungisida yang bisa digunakan dalam industri mebel dan kerajinan. Manfaat menggunakan BioCide SFP adalah:
- Untuk membasmi jamur yang tumbuh di permukaan benda
- Untuk dicampurkan ke dalam cat sehingga cat menjadi tahan jamur
BioCide Surface Film Preservatife akan meningkatkan kualitas produk Anda sekaligus memertahankannya. Salah satu fungsi produk ini bisa dibuktikan saat produk dikirim via kontainer. Dengan lindungan BioCide Surface Film Preservative, Anda tak perlu khawatir dengan serangan jamur pada masa pengiriman jarak jauh sekalipun.
Cara Membeli BioCide Surface Film Preservative
Yuk, beli dan gunakan BioCide sekarang juga. Ada dua cara pembelian yang bisa Anda terapkan.
- Pembelian secara daring. Ingin membeli produk ini secara online? Ada dua cara yang bisa Anda pilih. Cara pertama adalah membeli BioCide SFP langsung di situs antijamur.net ini. Sedangkan cara kedua yang bisa Anda lakukan adalah membeli di marketplace atau toko daring. Anda bisa memilih cara manapun sesuai dengan kehendak Anda. Namun ingat! Pastikan Anda membeli di agen yang tepat bila Anda mengandalkan pembelian di toko daring atau marketplace.
- Pembelian secara konvensional (langsung). Kami juga masih melayani pembelian secara langsung lho. Kami menunggu Anda berkunjung ke Bio Service Point. Saat ini, Bio Service Point berlokasi di Yogyakarta, Jepara, serta kota Cirebon. Dengan membeli langsung, Anda bisa berkonsultasi dengan CS dan teknisi kami tatap muka. Selain itu, Anda juga bisa menengok dan membeli produk woodworking kami yang lain yang tak kalah kualitasnya dengan BioCide SFP.
Nah, demikian informasi yang bisa kami bagikan mengenai kerajinan seni ukir suku asmat. Sebagaimana disebut di atas, suku asmat memiliki produk kerajinan ukir yang sangat menawan. Mereka pun bisa memanfaatkan karya tersebut untuk mendapatkan keuntungan. Hal yang sama berlaku dengan seni ukir dari daerah lainnya di Indonesia. Dengan pengolahan yang tepat dan BioCide SFP, Anda bisa mendulang untung banyak dengan kekayaan alam dalam negeri.
Semoga artikel ini bermanfaat, ya. Update terus berbagai informasi menarik lainnya di antijamur.net.