Pemahaman tentang pelapukan kayu oleh faktor biologis (jamur) dan pengendaliannya harus dilandasi dengan pemahaman tentang sifat kimia kayu dan jamur yang menjadi perusaknya.
Sebagaimana bahan alami lainnya, kayu memiliki keunggulan dan kelemahan yang harus difahami untuk penggunaannya yang rasional. Sifat-sifat unggul kayu telah menjadikannya sebagai bahan yang tak tertandingi oleh bahan alami lainnya dan semakin meningkat kebutuhannya.
Diantara keunggulan komparatif kayu dijelaskan oleh Tsoumis (1991) dalam Science and Technology of Wood: Structure, Properties, Utilization., yaitu: kayu memiliki nilai estetika yang menonjol tersedia dalam berbagai warna, corak, dan penampilan yang menarik serta memberikan kenyamanan untuk disentuh dan dilihat.
Baca Juga : faktor faktor yang mempengaruhi pertumbuhan jamur kayu
Selain itu kayu juga sangat kuat dibanding bahan lain dalam satuan berat yang sama; kayu bersifat isolator panas dan listrik sehingga memberikan suhu yang relatif stabil dan menghambat perambatan panas; kayu memiliki sifat akustik yang baik sehingga dapat digunakan dalam pembuatan berbagai alat musik; tidak berkarat.
Kata peneliti Tsoumis, kayu sangat tahan terhadap reaksi asam lemah; mudah pengerjaannya/ permesinannya dengan konsumsi energi yang relatif kecil; dapat dipaku dan diikat dengan metal penghubung maupun dengan perekat; kayu merupakan sumber selulosa yang merupakan bahan dasar berbagai produk; kayu dapat terdegradasi dan merupakan sumber energi; kayu mudah diperoleh di berbagai tempat dan merupakan sumber daya alam yang dapat diperbaharui.
Sebagai bahan baku juga kayu memiliki beberapa kelemahan, antar lain adalah: sifat kimia kayu yakni higroskopik yang diiringi dengan perubahan dimensi dan bentuk; bersifat anisotropik dengan keragaman sifat fisik dan mekanik pada arah struktur yang berbeda; kayu memiliki sifat struktur yang berbeda-beda karena dalam pertumbuhannya dalam pohon dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan dan genetik pohon tersebut; selain itu kayu juga dapat terbakar dan lapuk. Dari sekitar 4000 jenis kayu Indonesia, hanya sekitar 20 % yang memiliki keawetan alami yang tinggi. Jadi sebagian besar rawan terserang organisma perusak kayu (± 80 % kayu termasuk kelas awet III dan IV).
Baca juga:
Inilah Bahaya Serangan Jamur Kayu Terhadap Sifat-Sifat Kayu
Yuk Kenali Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Jamur
Sifat Kimia Kayu Yang Perlu Anda ketahui
Komponen kimia utama penyusun strukutur kayu terdiri dari selulosa (sebagai framework/ kerangka), hemiselulosa dan poliskarida lainnya (sebagai matriks/ bahan pengisi atau medium) dan lignin (encrusting material/ pembungkus).
Selulosa berperan besar dalam memberikan kekuatan tarik pada kayu, sedangkan lignin memberi kekuatan tekan dan mencegah pelipatan mikrofibril. Selulosa dan lignin diikat dengan hemiselulosa. Dibanding softwood, proporsi lignin dalam hardwood lebih sedikit, tapi kandungan selulosa, hemiselulosa, dan ekstraktifnya relatif tinggi (Walker, 1993. Basic wood chemistry and cell wall ultrastructure).
Salah satu sifat kimia kayu yakni selulosa. Selulosa adalah komponen terbesar struktur kayu (40-50 % berat kering). Selulosa merupakan polimer murni tersusun dari rantai-rantai lurus dan panjang dari beta-1,4- glukosa. Rantai-rantai selulosa bersatu membentuk bundel yang dinamakan mikrofibril. Dalam setiap mikrofibril ada daerah kristalin dan daerah amorf. Daerah kristalin terdiri dari selulosa yang paralel, sedangkan daerah amorf terdiri dari selulosa yang orientasinya acak.
Proporsi hemiselulosa dalam kayu adalah sekitar 25-40 % berat jenis kayu. Hemiselulosa merupakan polisakarida yang terdiri dari gula-gula pentosa (Larabinose and D-xylose) dan gula-gula hexosa (D-glucose, D-mannose and D-galactose). Kelarutan dan kepekaan hemiselulosa terhadap hidrolisis lebih besar dibanding selulosa (Walker, 1993).
Lignin dalam kayu berkisar antara 20-35 %, merupakan polimer tiga dimensi yang terdiri dari tiga tipe unit phenil-propane (Deacon, 2004). Lignin memiliki struktur yang amorf (tidak kristalin). Pada umumnya lamela tengah, dinding primer dan lapisan S1 memiliki proporsi lignin tertinggi, diikuti kemudian oleh hemiselulosa dan selulosa (Walker, 1993).
Dalam lapisan S2 dan S3 proporsi selulosa lebih tinggi daripada komponen lainnya, terutama yang tertinggi ada pada S2. Walau demikian sekitar 75 % lignin ada dalam dinding sekunder, sedangkan dalam lamela tengah dan ujung sel hanya 25 %, karena dinding sekunder sangat tebal (Walker, 1993). Pada Lapisan S3 ( dalam beberapa hardwood), kadar ligninnya relatif tinggi (Wilcox, 1973). Keberadaan lignin menyebabkan kayu menjadi kaku, melindungi kayu dari degradasi kimia dan fisik, serta meningkatkan stabilitas dinding sel. Lignin sangat tahan dari serangan enzim dan menyelimuti komponen utama kimia kayu lainnya.
Selain tiga komponen utama sifat kimia kayu atai penyusun dinding sel kayu (selulosa, hemiselulosa dan lignin), terdapat juga bahan yang menempati lumen dan dinding sel yang dinamakan zat ekstraktif. Ekstraktif terdiri dari berbagai senyawa yang dapat diekstrak/ dikeluarkan dari kayu dengan pelarut polar atau non polar. Contoh ekstraktif yang larut air adalah: karbohidrat, asam-asam resin, asam lemak, trigliserida, dan senyawa-senywa ester dan netral (sterol) lainnya. Yang larut alkali encer (NaOH) adalah getah dan resin. Beberapa pelarut organik (ether, benzene and alkohol-benzene) dapat mengeluarkan lemak, lilin, dan resin dari kayu.
Kadar ekstraktif dalam kayu sekitar 1 % - 2 %, tergantung jenis kayu dan posisinya dalam pohon. Umumnya kadar ekstraktif menurun dengan semakin tinggi posisi pada pohon dan jauh lebih banyak pada kayu teras dibanding pada kayu gubal. Ekstraktif seperti senyawa polyfenol berperan dalam meningkatkan ketahanan kayu dari biodeteriorasi.Keberadaan fenol dan tanin berdampak pada pewarnaan dan karat pada pengerjan kayu.
Kadar ekstraktif yang tinggi dapat menimbulkan masalah dalam pembuatan kertas. Kayu juga mengandung komponen anorganik, seperti kalsium, magnesium, dan potasium yang kadarnya sekitar 0.1 % – 0.3 %. Bahkan di daerah tropis bisa mencapai 0.5 % terutama karena kandungan silika yang bermasalah dalam permesinan kayu (Walker, 1993). Demikian sifat kimia kayu yang bisa kami bagikan, semoga bermanfaat.
Apa yang Bisa Kita Pahami dari Sifat-sifat Kimia Kayu di Atas?
Kira-kira apa saja yang bisa kita simpulkan setelah membaca jabaran mengenai sifat kimia kayu di atas? Sebetulnya banyak sekali hal yang kita ketahui setelah membahas karakter kimia suatu produk. Namun, bila kita hanya membicarakan mengenai industri pengolahan kayu, maka kita bisa mencermati kandungan selulosa dan lignin yang tinggi.
Selulosa adalah salah satu komponen utama pada dinding sel. Pada sebuah pohon, konsentrasi selulosa dan lignin paling banyak ditemukan di daerah tengah. Sebab daerah tengah adalah daerah tua dan merupakan titik mula-mula pertumbuhan melebar.
Daerah tengah juga sering disebut dengan kayu teras. Adapun, area di luar lingkaran utama dinamai kayu gubal. Berbeda dengan jaringan kayu teras yang sudah tua dan mengalami penebalan dinding sel, kayu gubal masih sangat muda. Di jaringan ini ditemukan banyak sekali sel muda. Dengan demikian, kita jadi bisa membedkan kualitas kekayaan kayu dengan memahami sifat kimianya ini.
Sebab meski menawarkan banyak keunggulan, namun kandungan tersebut juga memiliki kekurangan-kekurangan tersendiri. Ya, selama ini kita tahu kandungan selulosa, lignin, dan lainnya memungkinkan kayu memiliki kekokohan. Akan tetapi kandungan pada kayu tersebut memiliki kerentangan terhadap serangan jamur.
Selulosa dan Lignin yang Merupakan Makanan Jamur Pembusuk
Beberapa jenis jamur menyebabkan perubahan warna. Jamur ini biasa disebut sebagai jamur stain. Meski tak membusukkan kayu dengan cepat, jamur stain bisa merusak harga suatu produk kayu.
Di sisi lain terdapat juga jamur pembusuk yang sangat destruktif. Ada banyak sekali jenis jamur pembusuk. Dua di antaranya dibedakan atas pemakan selulosa dan pemakan lignin. Jamur pemakan selulosa menghasilkan tampilan kayu coklat. Warna coklat gelap tersebut berasal dari lignin yang tak dicerna jamur.
Sedangkan jamur pemakan lignin disebut jamur putih. Sebab jamur ini tak memakan selulosa yang akhirnya meninggalkan bekas keputihan.
Bukan Plastik, Kayu Perlu Antisipasi dengan Treatment Pengawet
Pada akhirnya, sebagus apapun kayu, material ini tetap memerlukan suatu treatment pengawetan. Pada prinsipnya treatment dilakukan dengan meresapkan zat pengawet ke dalam substrat kayu. Resapan zat pengawet akan menghalau hama yang mencoba memakan kayu. Sebab, zat pengawet yang dimaksud sebetulnya adalah anti hama.
Bila kita ingin melindungi kayu dari hama jamur, mislanya, maka zat pengawet yang digunakan adalah fungisida kayu. Eits, bukan fungisida perkebunan atau persawahan ya. Fungisida yang digunakan hendaknya yang memang cocok untuk kayu.
Untuk metode pengawetannya sendiri, ada beberapa opsi yang bisa dipilih. Pengawetan bisa dilakukan dengan perendaman, vakum tekan, kuas, penaburan, dan masih banyak lagi yang lainnya.
- Mengawetkan kayu dengan perendaman dilakukan dengan cara merendam kayu dalam larutan obat pengawet
- Mengawetkan dengan cara mengulas dilakukan dengan menguaskan bahan pengawet ke permukaan kayu.
- Mengawetkan kayu dengan sistem vakum tekan dilakukan dengan merendam kayu dalam larutan pengawet pada sebuah tabung yang bisa diatur tekanan hingga suhunya.
- Pengawetan dengan sistem spray
- Pengawetan dengan penaburan khusus untuk obat pengawet yang non cair
Masih banyak lagi metode lain yang bisa diterapkan. Namun yang tak kalah penting, kita harus menggunakan obat pengawet yang tepat seperti BioCide.
Kami Sedia BioCide untuk Anda
Untuk perlindungan terhadap wood decaying fungi ataupun jamur stain, kami memang telah menyediakan fungisida BioCide. Fungicida yang diformulasikan dengan teknologi modern dan perkembangan sains terkini itu bisa dibedakan menjadi dua varian:
BioCide Wood Fungicide untuk mengatasi jamur stain dan beberapa jenis jamur. Produk ini bisa digunakan pada berbagai jenis kayu. Metode pengaplikasiannya bisa dilakukan dengan perendaman, penguasan, dan perendaman dalam mesin vakum tekan.
BioCide Surface Film Preservative. BioCide SFP bisa digunakan untuk mencegah jamur pembusuk, baik itu pemakan lignin ataupun pemakan selulosa. Cara aplikasinya adalah dengan dicampurkan ke coating water based yang hendak diaplikasikan. Selain itu, BioCide SFP juga bisa digunakan secara langsung sebagai obat pembasmi jamur. Anda tinggal mengaplikasikannya saja ke area yang berjamur.
Kedua produk BioCide, selain bisa melindungi kayu menurut rasionalitas sifat-sifat kmia kayu, juga memiliki banyak keunggulan yang lain. Misalnya, selain efektif melindungi kayu, BioCide juga merupakan obat yang lebih aman digunakan. Namun pastikan menggunakan sesuai aturan pakai dan menyimpan di tempat yan kami sarankan.
Yuk Beli BioCide Sekarang juga
Beli dan andalkan BioCide untuk pengawetan kayu Anda agar bebas dari serangan jamur. Pembelian BioCide bisa dilakukan dengan sangat mudah lho. Anda bisa membeli secara daring saja dengan menghubungi CS kami. Silahkan hubungi CS lewat email, WA, atau telepon. Diskusikan pemesanan dengan CS untuk kemudian bisa dilakukan pengiriman produk.
Ingin membeli secara langsung saja? Tentu saja bisa. Anda bisa membeli kedua BioCide dengan mengunjungi kami di Bio Service Point. Saat ini, Bio Service Point telah hadir di:
- Bio Service Point Pusat: Jl Sidikan nomor 94 Sorosutan Yogyakarta
- Cabang di Jepara: Alamat: Jl Raya Kudus Km 9a, Ngabul, Tahunan, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah kode pos 59417
- Cabang di Cirebon: Jalan Escot No.42 RT.014/RW.04, Desa Tegalwangi, Weru, Cirebon, Jawa Barat, kode pos 45154. Hubungi via Telepon: +62 231 320759
Pembelian juga bisa dilakukan lewat agen kami. Namun, untuk mendapatkan informasi terkini mengenai agen kami yang paling dekat lokasinya dengan Anda, silahkan hubungi CS kami dulu.
Simpulan mengenai Sifat-sifat Kimia Kayu
Ada berbagai poin menarik yang telah dibahas di atas. Namun secara umum, kita bisa meringkasnya menjadi beberapa poin sebagai berikut.
- Tak bisa dipungkiri bahwa kayu merupakan material serba guna yang dari zaman dulu sampai sekarang masih memiliki manfaat yang sangat tinggi.
- Namun demikian untuk bisa mengolahnya dengan baik, maka kita perlu memahami karakter kayu secara holistik. Tak terkecuali karakter kayu apabila dilihat menurut aspek kimianya.
- Berdasarkan komponennya sendiri, kayu mengandung sangat banyak selulosa, hemiselulosa, dan juga lignin. Bagian teras biasanya memiliki kandungan rangka sel seperti selulosa yang lebih banyak dibanding area gubal.
- Keberadaan komponen tersebut berkontribusi membuat kayu menjadi material dengan densitas tinggi yang kokoh untuk menopang beban tertentu. Dan karena hal inilah, kayu menjadi material yang bsia digunakan dalam industri furniture sampai konstruksi bangunan.
- Namun, baik selulosa, hemiselulosa, hingga lignin bisa dimakan hama, terutama jamur pembusuk. Dan oleh sebab itulah treatment pengawetan hendaknya dilakukan. Kami menyediakan BioCide untuk pengawetan antijamur yang bisa Anda andalkan.
Semoga informasi ini bermanfaat ya. Terus ikuti berbagai informasi menarik lainnya seperti menenai sifat-sifat kimia kayu ini.