Pada kenyataannya, cara kita menebang kayu dan bambu memang berpengaruh pada produk yang dihasilkan. Cara yang kita aplikasikan tersebut bisa berdampak pada kualitas keawetan kayu. Saran kami, aculah 3 aturan penebangan kayu dan bambu di bawah ini untuk usaha Anda yang lebih sukses.
3 Peraturan untuk menebang kayu dan bambu
Pada Usia Berapa Kayu Ditebang?
Pertimbangan utama yang harus Anda perhatikan ialah mengenai kapan Anda melakukan penebangan tersebut. Tebanglah kayu atau bambu saat usianya sudah mencukupi. Semakin tua pohon, kualitas kayu yang dihasilkan akan lebih baik karena lebih sedikit mengandung nutrisi yang disukai oleh hama.
Baca Juga : pengawet kayu mahoni agar terhindar dari jamur dan serangga
Pada Musim Apa Kayu Ditebang?
Tebanglah kayu pada saat level nutrisinya sedang menurun, yakni pada musim kemarau. Menurunnya jumlah air tanah memang menyebabkan metabolisme berjalan lebih lambat sehingga kayu dan bambu tak banyak menghasilkan nutrisi. Dengan begitu, hama-hama tak akan begitu tertarik pada kayu maupun bambu tersebut.
Teknik Khusus
Perluas wawasan Anda dan aplikasikan teknik khusus untuk menebang pohon. Misalnya pada kayu jati, seringkali pada bagian pokoknya, dilakukan pengkulitan agar transport nutrisi terhenti. Dengan cara ini, kayu yang diperoleh memiliki jumlah nutrisi lebih sedikit dan dengan demikian lebih aman bagi hama.
Pada intinya, berbagai faktor di atas kita perhatikan untuk meminimalisir serangan hama pada kayu. Sebab, serangan hama memang menjadi faktor perusak material tersebut. Hama sendiri menyerang tak terlepas dari sifat kayu dan bambu yang memang mengandung banyak nutrisi yang diperlukan untuk proses metabolisme makhluk hidup.
Meskipun begitu, aplikasi 3 cara di atas saja tidak cukup. Ada hal lain yang lebih krusial demi usaha woodworking yang lebih sukses, yakni treatment pengawetan kayu dan bambu.
Pentingnya Treatment Pengawetan Kayu dan Bambu
Bila 3 Peraturan untuk menebang kayu dan bambu di atas berguna untuk mencegah serangan hama dengan meminimalisir jumlah nutrisi, treatment pengawetan dilakukan dengan “meracuni” substrat kayu. Peracunan ini dimaksudkan agar hama tak bisa merusak kayu dan bahkan langsung terbasmi ketika kontak dengannya. Caranya ialah dengan memanfaatkan obat pengawet kayu dan bambu yang terdiri dari racun serangga (insektisida) dan racun jamur (fungisida).
Walaupun demikian, pastikan untuk memilih obat yang meski beracun bagi hama, tapi relatif aman untuk manusia. Sehingga kita bisa meminimalisir dampak bahaya penggunaan kayu dan bambu tersebut. Saran kami, gunakanlah obat pengawet yang memang tak begitu beracun bagi manusia dan gunakanlah obat tersebut sesuai rekomendasinya.
Anda bisa menggunakan BioCide yang diformulasikan khusus agar tidak membuat efek berbahaya bagi para pekerja. BioCide didesain dengan bahan aktif yang tak begitu reaktif di kulit manusia. Dengan obat ini, kayu akan lebih awet tanpa menimbulkan dampak negatif bagi para pekerja.