Masih bingung antara membeli rumah bekas atau baru? Kami memberikan 5 pertimbangan sebagai referensi untuk Anda menentukan mau beli yang mana.
Punya rumah sendiri adalah impian banyak orang. Ada yang sampai berutang, meminjam uang ke bank, hingga menabung dengan telaten.
Hal yang wajar mengingat harga rumah memang terus mengalami kenaikan. Sebab bagi sebagian kalangan, rumah dijadikan produk investasi yang harganya didominasi oleh spekulasi-spekulasi masa depan.
Namun apapun itu, kebutuhan akan rumah adalah sesuatu yang sangat primer. Dan sebenarnya, selain melihat-lihat brosur unit perumahan baru, kita juga bisa lho mempertimbangkan rumah bekas (seken).
Baik rumah lawas ataupun baru memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Agar bisa mantap memilih, coba baca 5 pertimbangan di bawah ini.
5 Pertimbangan Membeli Rumah Bekas atau Baru
1. Harga
Dengan kualitas yang sama dan luas bangunan setara, harga rumah bekas biasanya lebih murah dibanding yang baru. Hal ini disebabkan karena biaya pembuatannya yang berbeda.
Rumah baru dibangun dengan material saat ini, sehingga harganya mungkin saja lebih mahal. Pun begitu dengan jasa tukang bangunannya yang lebih mahal dibanding jasa yang sama beberapa tahun ke belakang.
Perbedaan harga juga dipengaruhi status dan kondisi rumah. Kadang rumah lawas yang dibuat dengan desain dan material lebih bagus pun dihargai lebih murah.
Orang-orang cenderung menyukai barang baru. Hal ini karena imaji orang tentang produk second selalu lebih buruk. Alhasil, demand atau permintaan rumah lawas menurun sehingga harganya pun ikut turun.
Bisa dikatakan bahwa masalah harga ini teramat tricky. Secara umum, dengan luas dan kualitas yang mirip, harga rumah bekas memang lebih murah. Namun di lapangan, Anda harus mengecek rumah itu secara langsung.
2. Kondisi
Tak dapat dimungkiri bahwa secara umum, kondisi rumah seken “kalah” dibanding rumah baru. Waktu telah menurunkan kualitas berbagai komponen bangunan rumah.
Kadang, plafonnya ternyata sudah berlubang. Kadang pula, pintu dan jendela rumah lapuk dimakan jamur.
Alhasil, meski antara membeli rumah bekas atau baru seolah lebih hemat yang pertama, namun total pengeluarannya kadang sama saja. Sebab rumah bekas yang murah tersebut perlu direnovasi dengan biaya tak sedikit.
Contohnya, renovasi rumah untuk menghilangkan jamur. Bayangkan, Anda membeli rumah dari salah seorang kenalan yang ternyata bagian kayu langit-langitnya ditumbuhi jamur. Atau pagarnya sudah penuh lumut.
Perbaikan jelas harus dilakukan. Meski Anda bisa mengatasi masalah tersebut dengan obat jamur dan lumut BioCide SFP yang harganya terjangkau, namun di lain kesempatan belum tentu Anda seberuntung ini.
Bisa jadi Anda harus melakukan perbaikan yang lebih memakan biaya. Jadi telitilah sebelum membeli! Jangan mudah termakan omongan orang.
3. Perabot
Keberadaan perabot mungkin jadi satu poin plus untuk rumah bekas. Ya, meski tidak selalu disediakan, kadang ketika membeli rumah second, kita mendapatkan “bonus” tinggalan pemilik lamanya. Para pemilik rumah itu tak jarang meninggalkan furniturenya untuk menarik lebih banyak pembeli.
Di sisi lain, rumah baru biasanya dijual kosongan atau tanpa mebel. Anda harus membeli sendiri mebel-mebel yang sekiranya dibutuhkan.
4. Desain Rumah Bekas atau Baru?
Meski tak berlaku 100% di lapangan, namun secara umum kita bisa lho membedakan rumah lawas dengan yang baru berdasarkan desainnya.
Pada umumnya, desain rumah baru bergaya modern dan minimalis. Atau, misalnya rumah-rumah baru dengan desain klasik sesuai budaya daerah masing-masing.
Di sisi lain, rumah lawas umumnya didesain dengan gaya yang trend beberapa tahun atau zaman yang lalu. Misalnya saja desain rumah Jawa Belanda yang memadukan gaya Eropa dengan Indonesia.
Masalah desain adalah urusan selera. Jadi, kita tak bisa menyatakan mana yang lebih baik dan mana yang lebih buruk bedasarkan aspek ini, plihlah yang menurut Anda bagus saja.
5. Urusan Surat Menyurat
Ketika Anda membeli rumah bekas atau baru, tentu Anda harus mengurus masalah dokumen legalnya. Sertifikat rumah, pembelian, dan lainnya harus pula diurus.
Untuk Anda yang memutuskan membeli rumah baru, Anda perlu mengurusnya dengan pihak pengembang. Artinya, Anda berurusan dengan sebuah perusahaan profesional. Sedangkan bila Anda membeli rumah bekas, biasanya Anda berurusan langsung dengan pemilik aslinya.
Mana yang lebih mudah: berurusan dengan perusahaan atau perorangan? Jawabannya sangat tergantung. Namun secara umum, hubungan dengan perusahaan bersifat lebih formal dibanding dengan pemilik asli. Namun hubungan dengan perusahaan biasanya lebih cepat dan terjamin dibanding hubungan perseorangan dengan pemilik asli.
Jadi, Sebaiknya Membeli Rumah Bekas atau Baru?
No | Aspek | Rumah Bekas | Rumah Baru |
1 | Harga | Dengan ukuran dan kualitas yang sama, lebih murah | Dengan ukuran dan kualitas yang sama, lebih mahal |
2 | Kondisi | Tergantung, kadang perlu direnovasi | Tidak perlu direnovasi |
3 | Perabot | Kadang disediakan | Biasanya tidak disediakan |
4 | Desain | Biasanya desain lawas | Desain terbaru yang sedang trend, biasanya minimalis modern |
5 | Surat-surat | Berhubungan dengan pemilik lama | Berhubungan dengan pengembang dan |
Lantas, mana di antara keduanya yang harus dipilih? Jawaban yang paling tepat tentu sesuai dengan kondisi dan selera Anda.
Pada akhirnya, Anda harus memilih sendiri yang harus Anda beli berdasarkan perbandingan membeli rumah bekas atau baru di atas. Tak ada jawaban yang benar, sebab semuanya relatif.
Contoh, Anda dan istri adalah seorang pekerja super sibuk. Anda memiliki dana yang cukup untuk membeli sebuah unit baru namun tiba-tiba kawan Anda mengabarkan kenalannya yang ingin menjual propertinya.
Sebenarnya rumah kenalan tersebut sangat bagus. Desainnya klasik dan Anda menyukainya. Sayang, rumah itu sudah lama tak ditempati sehingga perlu renovasi yang cukup besar.
Bila demikian kondisinya, dengan memperhatikan kondisi Anda yang sibuk, maka rumah baru adalah pilihan yang tepat. Cari saja unit yang desainnya paling sesuai dengan selera agar Anda lebih mantap membelinya.