Kalau selama ini kita sudah sangat jamak mendengar atap dari genteng sampai asbes, sudah saatnya kita mengingat kembali salah satu teknologi warisan nenek moyang, “atap dari bambu”! Atap dari bahan tersebut bukan hanya unik namun juga memiliki teknologi yang mengesankan pada zamannya.
Dengan berbagai keterbatasannya, masyarakat zaman dulu telah mampu menorehkan berbagai capaian luar biasa. Sayangnya, berbagai capaian ini seringkali dengan mudah dilupakan orang. Salah satunya desain pembuatan atap yang memanfaatkan bahan bambu.
Selain mampu memberikan kesan lebih asri sekaligus tradisional, atap dari bahan ini juga sangat mengesankan dari segi desain. Secara langsung, terdapat saluran-saluran air hujan yang disediakan oleh bilah bambu yang menghadap ke atas. Jadi tidak akan ada air yang tertampung yang bisa menyebabkan kerusakan pada salah satu bagian atap.
Baca Juga : nama nama bambu unik salah satunya bambu tutul
Kedua, desain atap dari bahan ini juga membebaskan kita dari paku, skrup, dan berbagai “alat modern” lainnya. Bagaimana tidak? Rancangan atap bangunan dari bahan bambu telah ada sebelum berbagai alat tersebut ditemukan. Sehingga, bila dibuat dengan cermat, kita bisa saja tak perlu menggunakan paku sampai sekrup. Namun tentu saja, bukan berarti kita menolak penggunaan alat-alat tersebut. Yang ditekankan adalah bagaimana desain ini dulunya mampu dibuat dengan alat dan bahan yang terbatas.
Kekurangan Atap dari Bambu
Di samping kelebihannya, tentu saja atap dari bahan ini juga memiliki kekurangan. Salah satu kekurangan atap dari bahan bambu adalah sifatnya yang tidak tahan terhadap perubahan cuaca. Material bambu memang tidak sekuat tanah liat atau asbes ketika terekspos hujan atau perubahan suhu ekstrim. Sehingga seringkali atap dari bahan ini hanya digunakan untuk bagian yang tak terlalu terpapar sinar matahari, misalnya di bagian pinggiran saja.
Meski demikian, berkembangnya teknologi telah sedikit banyak menjawab persoalan ini. Salah satu usaha yang bisa dilakukan agar bambu lebih tahan terhadap paparan cuaca adalah mengaplikasikan bahan finishing yang mampu memberikan proteksi ekstra. Bahan finishing atau cat yang digunakan tentu harus merupakan cat outdoor dengan kemampuan menahan perubahan suhu sampai hujan. Dengan demikian, usia atap dari bambu bisa dipertahankan jauh lebih lama.
Ancaman Hama
Kekurangan kedua atap dari bambu berasal dari sifat bambu sebagai bahan organik. Sifat ini menyebabkan bambu mudah diserang berbagai hama seperti teter, jamur, lumut, dan berbagai organisme destruktif lainnya.
Lebih jelasnya berikut ini bagaimana hama-hama tersebut bisa menyebabkan kerusakan pada atap berbahan bambu.
Hama Serangga Perusak Atap dari Bambu
- Rayap. Sebenarnya, kebanyakan rayap hanya menyerang struktur di dekat permukaan tanah. Mereka akan kesulitan menyerang struktur atas sebuah bangunan. Kalaupun koloni rayap nekat, kebanyakan di antara kita pasti langsung membasminya. Namun bagaimana bila bangunan beratap bambu tersebut adalah villa yang belum tentu dihuni sepanjang tahun? Atau, bagaimana bila rayap menemukan jalan yang tak terlihat? Oleh karena itulah resiko serangan rayap harus diantisipasi. Kerusakan akibat rayap sendiri bisa berupa pengeroposan struktur.
- Kumbang bubuk. Kerusakan yang diakibatkan kumbang bubuk juga berupa pengeroposan kayu. Namun skalanya lebih kecil dan dampaknya lebih lama terdeteksi dibanding rayap. Berbeda dengan rayap, kumbang bubuk sangat umum menyerang konstruksi bagian atas. Sebab hama kumbang yang berupa larva bisa dibawa induknya terbang kemana-mana.
- Berbagai hama serangga lainnya. Selain rayap dan kumbang bubuk, masih banyak jenis hama serangga lainnya yang bisa menyebabkan kerusakan. Misalnya saja semut dan juga tawon penggali kayu.
Hama Jamur dan Lumut Perusak Atap dari Bambu
- Lumut. Di daerah tropis, lumut merupakan hama yang mudah ditemukan dimana-mana. Pada beton yang belum lama dibangunpun, lumut bisa muncul. Apalagi pada atap bambu. Lumut secara perlahan akan membusukkan bahan bambu sekaligus mendatangkan hama lainnya seperti bakteri dan berbagai serangga kecil.
- Jamur noda. Jamur noda merupakan jamur yang tidak membusukkan bambu namun bisa merusak keindahannya. Untuk bangunan seperti villa, keberadaan jamur noda jelas sangat merugikan. Contoh jenis jamur noda adalah blue stain fungus.
Jamur pembusuk. Bamboo decaying fungi, sebagaimana namanya, bisa menyebabkan pelapukan pada bambu. Wujudnya sendiri beragam ada yang berhifa (berbenang-benang) seperti jamur tempe hingga yang menyerupai jamur payung.
Untuk mengatasi persoalan ini, diperlukan kiat khusus dengan mengaplikasikan treatment pengawetan bambu. Pada treatment ini, bambu diberi obat antihama sehingga membuatnya beracun bagi teter hingga jamur. Treatment seperti ini telah terbukti efektif dan menjadi solusi ampuh pada berbagai bidang yang memanfaatkan bambu.
Metode Treatment untuk Atap dari Bambu
Beberapa dari Anda yang sudah familiar dengan treatment pengawetan pasti tak bingung mengenai metodenya. Namun bagi kebanyakan orang, aplikasi pengawetan masih sangat asing terdengar. Padahal, manfaat pengawetan untuk masa pakai bahan seperti bambu sangat tinggi lho. Jenis bambu yang hanya bertahan 5 tahun saja bisa diubah hingga puluhan tahun dengan aplikasi yang baik.
Prinsip aplikasi sendiri seperti dijelaskan di atas dilakukan dengan meresapkan obat pengawet atau mencampurkan bahan pengawet ke coating. Jenis bahan pengawetnya tergantung hama yang hendak dicegah. Terdapat bahan pengawet golongan insektisida, golongan fungisida, dan lainnya.
Beberapa contoh cara aplikasi treatment adalah:
- Merendam bambu ke dalam larutan treatment. Zat antihama akan meresap ke dalam substrat bambu dalam proses perendaman tersebut.
- Merendam dalam alat vakum tekan. Metode ini serupa metode pertama namun dilakukan dengan bantuan alat vakum tekan yang membuat hasilnya jauh lebih efektif.
- Mengoleskan larutan pengawet ke bambu
- Spraying dan penaburan bahan pengawet ke bambu
- Mencampurkan bahan pengawet ke coating atau cat
Obat untuk Treatment Pengawetan Atap dari Bambu
Keberhasilan pengawetan ditentukan oleh banyak faktor. Salah satunya adalah obat pengawet yang digunakan. Dan untuk kebutuhan ini, kami merekomendasikan dua produk kami untuk Anda gunakan.
BioCide Wood Fungicide. Bila Anda adalah petani bambu atau penyedia atap bambu yang khawatir dengan serangan blue stain, maka produk ini bisa menjadi solusi Anda. BioCide Wood Fungicide bisa diaplikasikan dengan cara diresapkan via metode perendaman atau penguasan ke substrat bambu. Selain bisa mencegah jamur stain, BioCide Wood Fungicide juga memiliki sifat anti bakteri.
BioCide SFP (Surface Film Preservative). Produk ini bisa Anda andalkan untuk mencegah jamur pembusuk seperti jamur permukaan. Aplikasinya bisa dilakukan langsung ke bambu yang terserang jamur. Selain itu, Anda juga bisa mengaplikasikan dengan cara dicampurkan ke bahan finishing. Yang menarik, selain bisa dipakai untuk antijamur, produk ini juga bisa dipakai sebagai anti lumut lho. Sebab terdapat kandungannya yang bisa memblokade metabolisme lumut.
Coating yang Baik untuk Atap dari Bambu
Aplikasi antijamur yang secara umum kami rekomendasikan adalah aplikasi dengan BioCide SFP kecuali bila Anda memiliki masalah dengan blue stain. Sebab, pada umumnya, atap lebih rentan terserang hama jamur pelapuk dan juga lumut.
Rekomendasi kami untuk BioCide SFP juga didasarkan pada pemakaiannya yang mudah dan aman. Produk ini sebagaimana disebut di atas, bisa dicampurkan ke bahan finishing. Dengan demikian, Anda tak perlu menerapkan suatu treatment pengawetan tersendiri. Tingkat keamanannya juga lebih baik karena BioCide SFP akan bercampur dengan coating cat.
Tapi ingat, tak semua cat bisa dicampuri BioCide SFP. Hanya sebagian cat saja yang bisa, seperti cat water based BioVarnish. Dalam pemilihan coating untuk atap dari bambu sendiri, hendaknya kita memilih produk yang bagus. Coating yang baik idealnya lebih aman, tahan lama, dan juga mudah digunakan. Agar coating juga bisa memperindah atap, tentukan juga coating dengan warna dan tingkat kilau sesuai selera Anda.
Tunggu Apa Lagi? Yuk Beli BioCide!
BioCide memiliki banyak sekali keunggulan yang tak perlu diragukan lagi untuk treatment pengawetan atap dari bambu. Jadi, perlu tunggu apa lagi? Yuk, segera beli BioCide sekarang juga. Pemesanan bisa dilakukan dengan beberapa cara.
Untuk pembelian secara langsung, Anda bisa langsng ke Bio Service Point saja yang berlokasi di Yogya, Jepara, dan Cirebon. Atau, Anda juga bisa membeli ke agen kami yang tersebar di berbagai kota di Indonesia. Informasi alamat agen kami yang terpercaya silahkan ditanyakan dulu ke Customer Service kami.
Nah, untuk pembelian secara daring, Anda bisa langsung saja kontak CS kami untuk memesan. Pada dasarnya, prosesnya ialah sebagai berikut.
- Silahkan hubungi CS via email, WA, atau telepon
CS akan meminta data alamat kirim dan jumlah BioCide yang hendak Anda pesan. Tujuannya adalah untuk memberikan estimasi biaya pengiriman. - Silahkan Anda diskusikan lebih lanjut mengenai kurir yang dikehendaki sampai produk yang sekiranya tepat untuk kebutuhan Anda.
- Setelah semua fix, barulah CS akan memberikan keterangan resmi pemesanan
- Silahkan bayar total biayanya sesuai keterangan CS.
- Kirimkan bukti pembayaran. Tunggu CS memrosesnya.
- Pesanan segera dikirimkan ke alamat yang Anda kehendaki.
- Mudah bukan cara pemesanan BioCide? Makanya, langsung beli produk ini sesegera mungkin.
Simpulan
Kiranya, itulah sedikit informasi yang bisa kami bagikan di kesempatan kali ini. Bambu bisa dibilang merupakan material serbaguna. Dari rumpun “rumput” besar ini, kita bisa mendapatkan bahan makanan hingga bahan bangunan. Khusus sebagai material bangunan, bambu sudah digunakan sejak zaman dulu kala. Salah satunya digunakan untuk pembuatan atap. Dan, desain atap bambu pun sangat menarik.
Atap dari material tersebut diatur sedemikian rupa supaya tidak menyebabkan genangan ketika hujan. Pembuatannya pun tak memerlukan alat pertukangan modern. Namun, atap dari bambu juga memiliki beberapa kekurangan di sisi lain. Salah satunya dalam hal keawetan. Tak bisa dipungkiri bahwa bambu memiliki keawetan yang secara umum kurang baik. Makanya, diperlukan treatment pengawetan untuk kemudian aplikasi coating. Dalam hal treatment pengawetan antijamur, Anda bisa menggunakan produk kami BioCide Surface Film Preservative.
Semoga informasi mengenai atap dari bambu ini bermanfaat untuk Anda ya.